tag:blogger.com,1999:blog-1557608107789368282024-03-14T02:12:32.077+07:00bingkai mataAda banyak cerita dalam sebuah perjalanan. Dalam bingkai mata.adminhttp://www.blogger.com/profile/16481641682914063378noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-10885720593363342392010-07-21T13:46:00.000+07:002010-07-21T13:49:24.812+07:00Melepas Rindu Padanya<span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Lebih setahun aku tidak pernah lagi singgah ke rumahnya. Sejak tahun lalu aku menemukan kawan baru untuk sekadar berbagi cerita. Aku tahu, dia sendiri. Sepi, pasti. Bahkan tak juga satupun yang pernah, walau hanya sekadar bertanya kabar tentang dirinya. Aku telah lama menanam dan memupuk rindu di rumah itu, hingga tumbuh subur begitu rindang sampai sekarang.</span><br /></span><div style="font-family: trebuchet ms;" class="note_content text_align_ltr direction_ltr clearfix"><div> <span style="font-size:100%;"><br />Dan ternyata, dia masih setia dengan seulas senyum di bibir, ketika tadi aku menjumpainya di rumah kami dulu. Aku hanya singgah sebentar. Melihat-lihat, membongkar-bongkar catatan yang tersimpan rapi. Aku tidak pernah tahu, bahkan sampai ketika aku kembali berlalu, bagaimana perasaannya saat itu, saat kami menuai rindu.<br /><br />Banyak cerita yang terukir, dan kemudian tersimpan dalam sebuah folder yang sudah berganti rupa, tapi masih kuingat alurnya. Pelan, aku mengeja setiap kata yang tertulis di sana. Sembari meraba-raba bayangan itu, agar merupa jelas di benakku. Siang itu, aku kembali bersama bayangannya.<br /><br />Cerita lama, memang. "Kangen," bisikku dalam hati, meski cerita itu sudah berlalu, dan mungkin telah diselimuti debu dalam ruang-ruang ingatannya. Tapi aku kangen untuk melepas rindu padanya, seperti aku juga melepas rindu pada teman di rumah yang tadi sempat kusinggahi, walau sejenak.<br /><br />K-A-N-G-E-N. Pesan itu juga yang sempat kubaca, kutemui di kotak surat yang sudah lama tak pernah kuobrak-abrik lagi, seperti dulu. Ada rindu di sana, aku membacanya. Ya, ada rindu di sana, lebih setahun yang telah melewati kita. Walau aku tidak tahu lagi, apakah rindu itu masih tertanam di hatimu. Jelas, pastinya rindu itu tidak akan pernah lagi berpucuk.<br /><br />Kusempatkan untuk mengirimimu pesan, tentang rinduku juga pada rindu lama itu. Ah, aku baru sadar, ternyata sudah lama tak ada kabar darimu. Benar, memang tak mesti lagi dirimu selalu mengirim kata padaku. Makanya lebih baik aku yang bertanya.<br /><br />Yah, sekadar melepas rindu padanya. Seperti yang kulakukan hari ini, di rumah lama, bersama teman yang sudah kulupakan. Maaf, teman yang pernah terlupakan.<br /><br />Melepas rindu padanya, pada Friendster-ku yang sudah tak pernah lagi kujamah.<br /><br />di depan laptop di meja kerjaku, siang itu.<br />Medan, 21 Juli 2010<br /></span> </div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-3619516279178207342010-07-06T21:33:00.010+07:002010-07-06T21:56:55.635+07:00Martabak Mesir : Cita Rasa Timur Tengah di Tanah Deli<span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" ><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDNAyjM3lMI/AAAAAAAAABM/vrYE4zPhoYM/s1600/Buffet+Ahmad+Salim+blog.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 283px; height: 189px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDNAyjM3lMI/AAAAAAAAABM/vrYE4zPhoYM/s400/Buffet+Ahmad+Salim+blog.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490803607881618626" border="0" /></a></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;">Banyak varian martabak yang bisa kita jumpai di Kota Medan ini. Salah satunya adalah martabak mesir. Martabak yang dicampur dengan potongan daging ini, jelas jauh berbeda dengan martabak telur yang biasa dikenal orang sebagai martabak india atau martabak medan</span></i></b></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><b style=""><i style=""><span style="line-height: 150%;">. </span></i><span style="line-height: 150%;">Medan Bisnis</span><i style=""><span style="line-height: 150%;"> sempat mencicipi martabak mesir buatan Buffet Ahmad Salim, salah satu rumah makan martabak mesir yang cukup punya nama di Tanah Deli ini.<o:p></o:p></span></i></b></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >
<br />
<br /></span><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Menurut cerita yang beredar di kalangan penikmat kuliner, asal muasal martabak adalah dari Mesir dan kemudian menyebar ke India. Lewat penyebaran budaya negara Mahatma Gandhi inilah kemudian martabak melanglang buana ke Indonesia, seiring dengan masuknya ajaran agama Islam yang dibawa para pedagang India dan Pakistan.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Dalam perkembangannya, muncul berbagai jenis martabak di Pulau Sumatera. Ada martabak medan yang merupakan martabak telur, martabak bangka (Bangka Belitung) yang sejatinya adalah martabak manis, dan martabak kubang (Sumatera Barat) yang sejenis martabak mesir. Martabak yang terakhir ini ternyata juga ada di Medan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Buffet Ahmad Salim merupakan salah satu rumah makan yang ikut memasyarakatkan makanan tersebut di Medan. Berdiri sejak 1986, sekitar 24 tahun yang lalu, saat itu lidah orang Medan belum terbiasa dengan martabak mesir. “</span><span style="line-height: 150%;">Sekarang sudah terkenal dan digemari. Setiap malam minggi atau malam hari-hari libur selalu saja ramai. Makanya saya mohon maaf juga, kalau kadang-kadang pelayanannya lambat atau cepat habis,” cerita pemilik Buffet Ahmad Salim, Abdul Muid Hasan (48) kepada <i style="">Medan Bisnis</i>.</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Awal pertama kali berjualan martabak Mesir, Hasan hanya menumpang dengan satu gerobak di sebuah rumah makan Padang di Jalan Juanda, tepatnya di bekas lokasi Istana Plaza dulu. Saat itu, Hasan yang masih berusia 24 tahun terpikir untuk menjual martabak mesir, karena masih satu-dua orang yang berjualan makanan tersebut di Medan.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Tiga tahun kemudian, sekitar tahun 1989, ia berhasil menyewa sebuah tempat di Jalan Bakti simpang Bromo. Seiring perjalanan waktu, Hasan juga sempat membuka beberapa cabang di sejumlah tempat, termasuk di Jalan Perjuangan. Namun karena keterbatasan SDM, saat ini ia hanya mempertahankan dua cabang di Jalan Bakti. Sedangkan pusatnya sendiri berada di Jalan AR Hakim No 160. Buffet Ahmad Salim buka setiap hari mulai pukul 14.00 siang sampai pukul 24.00 malam.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">Menu Favorit</span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Martabak mesir menjadi menu favorit para pelanggan Buffet Ahmad Salim. Aroma dan rasa khas rempah-rempah yang menyelip di sela-sela campuran daging sapi dibungkus kulit tepung terigu itu memang sangat menggoda selera. </span><span style="line-height: 150%;">Dimakan dengan kuah kecap asam manis, ada sedikit rasa pedas yang menggetarkan lidah dari irisan cabe hijau dalam campuran kuah tersebut. Makanya tak heran jika makanan yang satu ini selalu menjadi idola para penikmat kuliner.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDNDDpxZpXI/AAAAAAAAABU/8Y_9P4UtWGo/s1600/martabak+mesir+blog.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 283px; height: 189px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDNDDpxZpXI/AAAAAAAAABU/8Y_9P4UtWGo/s400/martabak+mesir+blog.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490806100726490482" border="0" /></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms; text-align: center;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:85%;">Martabak Mesir</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms; text-align: center;font-family:trebuchet ms;">
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Menurut Hasan, tidak ada resep khusus yang digunakan dalam meracik martabak mesir ini. Bahkan bumbu-bumbunya pun tidak jauh berbeda dengan martabak mesir yang dibuat di rumah makan yang lain. Tetapi tetap saja ada perbedaan rasa pada martabak mesir Buffet Ahmad Salim. “Awalnya, resepnya turunan, sama seperti yang dibuat orang lain. Namun kemudian, saya memberikan inovasi dan modifikasi campuran. Rahasianya, ada pada tangan orang yang membuat,” pungkas Hasan sambil tersenyum membeberkan rahasia kenikmatan martabak mesir yang dibuatnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Jika Anda ingin menjadikan martabak mesir ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah, juga tidak akan menjadi masalah. Menurut Hasan, martabak mesir bisa tahan dalam waktu 12 jam. Sedangkan, kalau di simpan dalam lemari es, bisa lebih lama lagi, yakni sampai 24 jam. Tapi harus dikukus lagi terlebih dahulu sebelum dimakan. Karena menikmati martabak mesir memang lebih enak ketika masih hangat.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Selain menikmati martabak mesir, pelanggan juga bisa mencoba roti planta khas Buffet Ahmad Salim. Roti ini juga dibuat dari tepung terigu seperti kulit martabak mesir. Bedanya, roti planta tidak memiliki isi seperti martabak mesir yang dicampur daging atau martabak telur. Adonan tepung terigu yang digoreng khusus tersebut dimakan dengan susu coklat kental manis yang dilumuri di atasnya. Cita rasa manis dari susu dan roti tersebut bercampur, menghasilkan kenikmatan yang khas.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">“Kalau roti planta ini untuk yang suka manis-manis, karena pakai susu. Buat yang suka pedas, bisa pesan martabak mesir atau martabak telur yang dimakan dengan kuah kari kambing,” tutur Hasan yang merupakan keturunan India dari kakeknya yang berasal dari Malabar, India Selatan itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Harganya sendiri juga tidak akan sampai merobek kantong Anda. Seporsi roti planta sudah bisa dinikmati dengan selembar uang lima ribu rupiah. Sedangkan untuk satu porsi martabak mesir hanya cukup membayar Rp 12.000. Begitu pula untuk minuman di rumah makan ini, dimana tersedia berbagai macam jus seharga Rp 6.000, tidak jauh berbeda dengan di rumah makan yang lain.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;">Nasi Briyani<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Selain itu, Buffet Ahmad Salim juga menyediakan nasi khas India, yakni nasi briyani. Namun, menu yang satu ini hanya bisa dinikmati jika telah dipesan terlebih dahulu, minimal 10 porsi. Karena Hasan sendiri mengakui mereka belum bisa menyediakan menu nasi briyani setiap disebabkan masih kekurangan tenaga tukang masak.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><span style="">
<br /></span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">“Kita masih kekurangan tukang masak. Selain itu, daging yang dibutuhkan untuk nasi briyani ini juga sangat banyak. Untuk satu porsi saja, bisa menghabiskan 1,5 – 2 ons daging kambing jantan. Daging ini kemudian dicampur dengan nasi. Karena itu makanya nasi briyani lebih mahal, satu porsinya Rp 30.000,” urai Hasan yang memakai nama anak keduanya Ahmad salim sebagai nama rumah makan yang dirintisnya itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Meski begitu, menu yang satu ini juga menjadi favorit. Menurut pengakuan Hasan, sering kali orang yang mengadakan pesta memesan ratusan porsi nasi briyani sebagai menu makanan dalam pesta tersebut. Belum lagi martabak mesir dan martabak telur yang yang juga dipesan untuk makanan pesta.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" face="trebuchet ms" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"MT Extra"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Calibri; mso-bidi-theme-font:minor-latin;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Tak heran juga jika Hasan becita-cita untuk melebarkan sayap bisnis martabak mesirnya ini. Ia berharap suatu saat Buffet Ahmad Salim menjadi rumah makan yang besar dan ada dimana-mana. Apalagi saat ini martabak mesir buatannya sudah terkenal kemana-mana di seantero Kota Medan, bahkan juga sampai ke Deli Serdang dan Tanjung Morawa.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">
<br /></span></span></p><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cade%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"MT Extra"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Calibri; mso-bidi-theme-font:minor-latin;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--><span style=";font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><span style="line-height: 150%;">Dilaporkan oleh: <span style="font-weight: bold;">Adela Eka Putra Marza</span></span></span><span style="font-size:100%;">
<br />
<br /></span><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >* Dimuat di Harian Medan Bisnis (Minggu, 4 Juli 2010)</span><span style="font-size:100%;">
<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-76270143638349828702010-07-06T17:56:00.008+07:002010-07-06T18:49:06.440+07:00Di Pasar Ular Bisnis Digelar<span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDMQyGSMq6I/AAAAAAAAABE/r1sNY0ACUdg/s1600/kakek+mas+sirun+blog.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 283px; height: 185px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_j4yVrTuQnXc/TDMQyGSMq6I/AAAAAAAAABE/r1sNY0ACUdg/s400/kakek+mas+sirun+blog.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5490750823561210786" border="0" /></a></span><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"></span></span><span style="font-size:100%;"><i>Tidak kurang dari 20 pedagang kaki lima berjejer di sepanjang Jalan Sutomo, tidak jauh dari Tugu Apollo. Lokasi tersebut dikenal dengan nama Pasar Ular. Tapi jangan salah, tidak satu pun pedagang tersebut yang berjualan ular di sana. Meski demikian, tetap saja barang dagangannya berbeda dengan para pedagang yang biasa dijumpai di berbagai pasar di Kota Medan ini. Ya, para pedagang di Pasar Ular menjajakan barang-barang bekas yang unik dan antik.</i><b><i><o:p></o:p></i></b></span> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Pasar Ular, dari namanya saja sudah membuat kita bertanya-tanya. Tidak banyak warga Medan yang tahu keberadaan Pasar Ular yang berjarak sekitar lima menit dari Pasar Sambu ini. Pasar yang menjual barang-barang loak ini memang hanya dikenal oleh segelintir orang, terutama para kolektor yang hobi mengumpulkan barang-barang bekas yang menarik. Bagi para pemain baru dalam dunia koleksi-mengkoleksi barang-barang antik, Pasar Ular memang menjadi salah satu lokasi yang musti disambangi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Menurut Kakek Mas Sirun, salah seorang pedagang di Pasar Ular, pasar ini awalnya sama sekali tidak punya nama. “Dulu tidak ada namanya, disebut <i>pajak</i> (pasar) loak saja. Kemudian, saya iseng-iseng sama kawan, <i>gimana</i> kita sebut pasar ini. Pasar Ular saja, saya <i style="">bilang</i>. Kenapa <i style="">gitu</i>? Yang jual ‘ular’, yang beli ‘ular’ juga,” cerita pria berumur 85 tahun itu kepada <i style="">Medan Bisnis</i>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Maksudnya, orang-orang di pasar ini baik yang datang maupun penjual tingkahnya seperti ‘ular’, alias tidak ada yang benar. “Harga seribu di sini bisa jadi lima ribu, jadi berlipat-lipat. Padahal barang yang kita jual dibeli dengan harga murah. Makanya harus pandai menawar juga,” tambah pria setengah baya yang akrab di panggil Kakek itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Diceritakan lagi oleh Kakek, Pasar Ular ini muncul sejak tahun 1987. Mereka berjualan di lokasi tersebut karena tidak lagi mendapatkan tempat untuk berjualan dengan harga yang sesuai kemampuan. Akhirnya mereka pun menggelar lapak-lapak dagangan di sepanjang pinggir jalan raya tersebut. “Di sini tempatnya strategis. Barang-barang yang tidak ada dijual di tempat lain, di sini dijual. Bahkan kita yang jualan di sini, sembarangan mau jual apa,” tutur Kakek yang telah berjualan di pasar ini sejak pertama kali dibuka, sekitar 23 tahun yang lalu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Jumlah pedagangnya, dulu juga tidak sebanyak saat ini. Sekarang ada sekitar 20-an pedagang yang ikut mengaiz rezeki di Pasar Ular ini. Sedangkan pedagang-pedagang tua yang seangkatan dengan Kakek, kebanyakan sudah meninggal. Saat ini, hanya tinggal tiga orang pedagang senior yang tersisa di pasar ini. Kakek sendiri merupakan salah satu ‘orang lama’, dan yang paling tua di sana.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b>Mata Uang Kuno<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Beraneka ragam barang-barang bekas bisa dijumpai di Pasar Ular ini. Mulai dari peralatan kendaraan, barang elektronik, barang rumah tangga, jam tangan bekas, kamera <i>jadul</i>, sepatu, pakaian, hingga mata uang kuno pun ada di sini. Kakek Mas Sirun adalah satu-satunya pedagang yang khusus menjual mata uang kuno sejak awal pasar ini muncul. Mata uang kuno tersebut terdiri atas mata uang kertas dan mata uang koin yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga ada mata uang luar negeri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">“Ada uang koin dari luar negeri seperti Australia, Thailand dan Rusia. Ada juga uang koin dari zaman penjajahan Belanda. Kalau uang kertas dari Indonesia saja, mulai dari tahun 1970-an,” jelas Kakek yang juga berjualan di Pasar V Marelan setiap paginya. Kakek mendapatkan mata uang kuno itu dari berbagai tempat dan orang yang mau menjual kepadanya. Selain itu, beberapa di antaranya juga merupakan simpanan Kakek sendiri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Mata uang kuno ini tentu saja menjadi buruan para kolektor yang dikenal sebagai dunia numismatik tersebut. Menurut pengakuan Kakek, banyak kolektor yang sering menyambangi lapaknya. Bahkan ada juga pejabat dan pembeli dari luar kota. Para kolektor ini akan membeli berapa pun harga mata uang kuno tersebut yang nilainya tentu saja sangat tinggi. Apalagi jika kondisinya “UNC” alias “<i>uncirculed</i>”, yang artinya belum pernah digunakan. Bagi para kolektor, uang dengan kondisi UNC adalah yang terbaik, karena masih mulus dan belum ada bekas lipatan. Kian tahun harga uang kuno ini pun juga akan semakin meningkat, disesuaikan dengan katalog yang beredar setiap tahunnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Kakek sendiri pernah menjual satu set uang kertas zaman Presiden RI pertama Soekarno seharga dua juta rupiah. Uang tersebut terdiri atas beberapa mata uang kertas satu rupiah hingga seribu rupiah. Bahkan pada tahun 2000, koleksi mata uang kunonya pernah diborong seorang kolektor hingga Rp 37 juta saat ia mengikuti pameran di salah satu plaza di Medan. Sedangkan saat ini, mata uang Ringgit keluaran kolonialis Belanda di Malaysia menjadi koleksi mata uang kunonya yang paling mahal. Satu ringgit yang nilainya sama dengan 2,5 gulden bisa dihargai hingga Rp 125.000, sedangkan satu gulden seharga Rp 25.000. </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Selain menjual mata uang kuno, Kakek juga menjual batu cincin yang memang banyak disimpannya dari dulu. Jam tangan bekas, prangko dan materai lama, serta keris-keris mini yang bertuah juga dijual oleh Kakek yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah dan saat ini tinggal di Jalan Gaharu, Medan itu. Ia mengaku bisa mengantongi pendapatan yang lumayan dari penjualan barang-barang tersebut, selain juga ditambah uang pensiunannya dari Brimob untuk membiayai kehidupan keluarganya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b>Unik dan Antik<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Ponsel bekas dari berbagai merek ternyata juga banyak diperjualbelikan di Pasar Ular. Bahkan, pasar ini juga dikenal orang sebagai salah satu tempat penjualan ponsel-ponsel bekas yang murah meriah. Salah satunya, Iwan (27) yang telah berjualan di pasar ini sejak delapan tahun yang lalu. Pria tersebut khusus menjual ponsel-ponsel bekas lengkap dengan aksesorisnya. Harganya tentu saja tidak semahal jika membeli di plaza atau mall. Tapi soal kualitas, barang-barang tersebut masih layak diacungi jempol.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Beda lagi dengan Rahmat (25). Pria yang baru saja ikut berjualan di Pasar Ular ini sejak setahun yang lalu, menjual sejumlah lukisan di Pasar Ular. Harganya pun berbeda-beda, berkisar antara ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. “Harga lukisan dilihat buatannya dari mana. Kalau buatan lokal harganya sekitar Rp 100 ribu. Sedangkan lukisan yang dari Cina, kalau lukisan lama bisa sampai jutaan, bahkan puluhan juta. Tergantung pelukisnya juga. Saya pernah menjual lukisan dari Cina yang paling mahal senilai Rp 25 juta sekitar setahun yang lalu,” cerita Rahmat kepada <i style="">Medan Bisnis</i>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Bahkan menurut pengakuan Rahmat, ia juga memiliki lukisan asli milik seorang pelukis kenamaan dari Spanyol, yakni Pablo Picasso. Rahmat mengaku lukisan yang didapatkan dari kakeknya itu pernah ditawar oleh seseorang dengan harga “wah”, yakni tiga miliar rupiah. Namun, ia tidak bersedia melepaskan lukisan tersebut. Karena, ia baru akan menjual lukisan itu saat hidupnya sudah sekarat, alias tidak punya apa-apa lagi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Selain menjual lukisan, ia juga menjual guci-guci keramik kuno, jam tangan, batu cincin, barang elektronik, dan kaset tape bekas. Bagi Anda yang hobi mengkoleksi kaset tape lama yang saat ini sudah tidak beredar lagi, lapak Rahmat ini bisa menjadi salah satu tujuan Anda. Harganya hanya lima ribu perak per kasetnya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Dilaporkan: <span style="font-weight: bold;">Adela Eka Putra Marza</span><o:p></o:p></span></span> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">* <span style="font-style: italic;">Dimuat di Harian Medan Bisnis (Minggu, 27 Juni 2010)</span><br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-47350387828395205172009-09-15T01:47:00.003+07:002009-09-15T01:51:23.419+07:00Bicara Pada Langit<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CMarza%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CMarza%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CMarza%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:595.3pt 841.9pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-weight: bold;">menyendiri</span>
<br />sendiri adalah sepi. warnanya temaram, tidak segelap malam. baunya menyengat, lidah api menjilat. suaranya sengau, isak kecil pada lampau.
<br />sendiri bisa jadi mati. menepi di ujung pasti. menyerah pada masa. bersekutu dengan waktu.
<br />pada akhir, itu pilihan takdir.
<br />sendiri. sepi. mati. pasti.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">bersama angin</span>
<br />karena pantai adalah pertemuan. saat gulungan ombak dipaksa berakhir. berbuih. beriak-riak kecil. terhempas sudah. berakhir.
<br />karena pantai adalah tepi. garis kita memandang jauh. menerabas angin dan kibasan ikan-ikan.
<br />maka diam tak menyerah adalah aku. selalu tak kalah oleh waktu. seperti pantai setia halau gelombang menderu. seperti lautan luas menghampar tak ada tentu.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">di laut lepas</span>
<br />dan laut adalah lepas. luas. sejauh pandang menembus bebas. hingga titik garis tipis menuju batas.
<br />dan laut adalah setia. selamanya. mengirim ombak pada pasir di tanah. menitip buih sebagai tanda cinta.
<br />tapi nelayan masih sendiri. sepi. di antara riak-riak kecil yang berbuih. menepuk-nepuk perahu bertepi. menawar takdir yang tak sudi. sampai pagi akan berbaik hati.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">marah</span>
<br />galau itu sembunyi. rentan pengecut. picik tak mampu menengadah. kilah tak kuasa. aku sampai di sini, ucapnya. aku hanya ini, katanya. karena aku pun kekurangan, dalihnya.
<br />tak sadar titik air pun mampu bongkahkan keras batu. tak nyana seekor lebah pun sanggup tunaskan beribu tanaman lain.
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">pada ego</span>
<br />karena sepi aku sembunyi. karena tahu mimpi tak berarti. karena kesempatan tak diberi. karena takdir sudah pergi.
<br />karena tumbang aku menghilang. karena malam telah datang. karena tak ada benderang. karena menang tak lagi berbilang.
<br />dan aku adalah sendiri.
<br />
<br />menyendiri
<br />bersama angin
<br />di laut lepas
<br />marah
<br />pada ego
<br />
<br />* antara mati & hati;
<br />Adela Eka Putra Marza - Aidin Alaik Bahtiar
<br />
<br />dalam dunia maya, 05/09/09 : 17:24</p> Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-83417573205774653232009-09-10T21:26:00.008+07:002009-09-10T22:12:30.972+07:00Pema: Untuk Apa dan Untuk Siapa?<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-alt:"?l?r ??�fc"; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:modern; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:-536870145 1791491579 18 0 131231 0;} @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:"\@MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:modern; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:-536870145 1791491579 18 0 131231 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:Calibri; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:Calibri;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:3.0cm 3.0cm 3.0cm 3.0cm; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><span style="font-style: italic;">* Sebuah catatan menjelang Pemilu USU 2009</span></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><span style="font-style: italic;"></span>
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Sebuah kemerdekaan dalam berdemokrasi, akhirnya lahir ketika rezim Orde Baru runtuh pada tahun 1998. Gerakan reformasi yang membawa panji-panji demokrasi berkibar di seluruh penjuru negeri ini, membawa ruh kebebasan bagi setiap pergerakan rakyat. Tentunya juga bagi mahasiswa yang menjadi ujung tombak perubahan besar menuju reformasi ini, sebagai insan-insan yang secara kapasitas intelektual lebih maju selangkah dibanding dengan masyarakat awam.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Betapa tidak, selama puluhan tahun pergerakan mahasiswa dikekang oleh pemerintah dengan pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus (NKK/BKK). Namun, sejak keluarnya SK Mendikbud No 155/u/1998 tanggal 30 Juni 1998 tentang Pemerintahan Mahasiswa (Pema), menjadi jaminan hukum bagi mahasiswa untuk berserikat dan berorganisasi secara bebas dengan Pema sebagai wadahnya. Inilah angin segar bagai kehidupan kampus yang lebih demokratis.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Sebagai langkah awal pergerakan mahasiswa yang lebih terstruktur, Pema menjadi wadah utama untuk menempah mental-mental calon pemimpin bangsa ke depannya. Mahasiswa-mahasiswa yang independen, demokratis dan berpihak kepada kebenaran, menjadi tujuan akhir dari semua ini</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > demi perubahan bangsa dan negara menuju ke arah positif</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;" lang="EN-US">Wadah Aspirasi Mahasiswa<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Mahasiswa sebagai kelompok intelektual yang dinamis dan progresif mempunyai peran utama sebagai agen perubahan sosial (<i style="">agent of social change</i>) dan agen kontrol sosial (<i style="">agent of social control</i>) di tengah-tengah masyarakat. Dengan peranannya itu, diharapkan mahasiswa bisa melakukan perubahan-perubahan di lingkungan kampus dan masyarakat, menuju ke arah yang lebih positif untuk membangun bangsa dan negara.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian, juga menjadi roh dalam pergerakan mahasiswa sebagai tonggak awal perubahan. Roh inilah yang kemudian menghidupkan jiwa-jiwa mahasiswa untuk membawa bangsa dan negara menuju kemerdekaan yang hakiki, yaitu kemerdekaan dari kebodohan<span style=""> </span>dan ketidakadilan.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Pada dasarnya, kekuatan ini jugalah yang menjadi batas-batas gerak dalam pelaksanaan </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >roda-roda </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Pema. Pema harus mampu menjalankan peranan tersebut sesuai dengan tugas yang menjadi roh utama dalam peregerakan mahasiswa. Pema-lah yang menjadi wadah untuk menampung semua gerakan-gerakan mahasiswa demi terwujudnya cita-cita menuju ke arah perubahan tersebut.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Pema harus mampu menjadi wadah untuk menampung dan mempersatukan segala aspirasi dan kepentingan semua elemen mahasiswa. Pada akhirnya Pema-lah yang menjadi pemegang komando tertin</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >g</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">gi untuk mengarahkan pergerakan mahasiswa menuju perubahan yang dicita-citakan. </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >B</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">ukan untuk mewujudkan kepentingan sekelompok pihak yang berkuasa saja.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Selain itu, Pema juga harus bisa menjadi penghubung antara mahasiswa dengan </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >pihak </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">birokrat kampus. Dalam hal ini, Pema harus mengabil peranan sebagai pihak yang haru</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >s</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Tapi bukan berarti juga Pema akan menjadi “benalu” bagi pihak kampus sendiri. Sebagai kelompok intelektual yang diberi amanah untuk mengemban kepercayaan seluruh mahasiswa, Pema tentu bisa menjadi negosiator dalam setiap pengambilan keputusan yang melibatkan mahasiswa.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;" lang="EN-US">Kepentingan Se</span></b><b style=""><span style="line-height: 150%;">gelintir</span></b><b style=""><span style="line-height: 150%;" lang="EN-US"> Orang<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Namun</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >,</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> mewujudkan peranan tersebut memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jika perjuangan yang pada dasarnya ditopang roh demokrasi tersebut telah disusupi virus-virus kepentingan masing-masing kelompok. Sehingga yang berkuasa hanya memanfaatkan masa-masa jabatannya untuk menikmati kursi empuk kekuasaan. Tujuan awal perjuangan pun sudah terpinggirkan jauh, bahkan mungkin telah terlupakan.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Kepentingan kelompok selalu menjadi persoalan utama dalam perjalanan politik di </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >muka bumi</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> ini. Selalu ada persaingan yang dikendarai oleh kepentingan masing-masing kelompok, demi memperebutkan kursi kekuasaan, termasuk dalam dunia politik Pema sendiri. Kepentingan yang akhirnya memaksa setiap pihak yang bersaing harus saling menjatuhkan, demi merengkuh kekuasaan dan kenikmatan berkuasa tersebut.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Makanya tak heran jika seringkali terjadi pergesekan di tengah-tengah mahasiswa, karena masing-masing membawa kepentingan kelompoknya sendiri. Ujung-ujungnya, perpecahan di tengah-tengah mahasiswa pun tidak terelakkan lagi. Primordialisme kelompok menjadi ego utama, yang akhirnya meminggirkan semangat perjuangan mahasiswa menuju perubahan positif tadi.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Berlajar berorganisasi dan berpolitik kampus selalu menjadi dalih sebagai pelapis tujuan tersembunyinya untuk memperebutkan kekuasaan di</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">tengah-tengah mahasiswa. Padahal</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >,</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> esensi dari belajar berorganisasi dan berpolitik kampus itu sebenarnya sudah tak lagi menjadi pembelajaran. Yang ada malah belajar bermain </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >“</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">politik kotor</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >”</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">, saling menjatuhkan lawan dan kemudian menikmati kekuasaan untuk kepentingan kelompoknya.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br />
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="line-height: 150%;" lang="EN-US">Penting Atau Tidak Penting?<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Ketika tujuan awal dari berorganisasi dan berpolitik dalam Pema sudah tidak menjadi azas utama lagi dalam menjalankan politik Pema tersebut, tujuan akhirnya pun juga sudah berubah haluan. </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Pada</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> awalnya untuk menampung dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa, beralih kepada kepentingan kelompoknya sendiri. Perjuangan sudah bergeser dari tujuan awal yang dicita-citakan.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Lihat saja ulah Pres</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >iden </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Ma</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >hasiswa (Presma)</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > <span lang="EN-US">USU yang “memakan” masa dua tahun<span style=""> </span>dalam jabatannya, padahal konstitusi mengatur hanya untuk satu tahun. </span></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Apakah yang didapatkannya selama menjadi Presma sehingga membuatnya tak mau melepaskan jabatan itu? Kita tidak tahu sama sekali apa itu. Pastinya ada sesuatu hal yang membuatnya begitu ingin menikmati kekuasaan itu lebih lama.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Atau cerita dua ca</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >lon </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Presma </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >USU </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">yang berebut kursi </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >kekuasaan, dengan melakukannya apa saja demi mempertahankan kekuasaan yang katanya menjadi “hak”-nya itu. Bahkan </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">sempat terjadi bentrok antar mahasiswa hanya gara-gara </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >kedua pihak berebut </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">untuk menduduki kantor Pema</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > USU</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">. Kasus ini juga yang kemudian membawa Pema USU menuju kebobrokan terparah dalam dunia politik; dualisme kepemimpinan.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Jika sudah demikian, siapa lagi yang akan percaya kepada Pema. Tak aneh jika melihat jumlah pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) USU tahun 2008 lalu</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >,</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> hanya </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >diikuti </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">segelintir dari puluhan ribu mahasiswa USU. Lalu yang lain kemana? Bisa jadi mereka sudah apatis dengan kehadiran Pema di tengah-tengah mahasiswa. Karena memang tidak ada dampak sama sekali terhadap kehidupan mereka di kampus.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Para mahasiswa ini juga tidak bisa disalahkan. Karena mereka memang</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > mereka</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> tidak punya kepentingan dengan apa dan siapa yang akan duduk di kursi Presma. Makanya jangan selalu berkoar-koar tentang mahasiswa apatis</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >,</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> seolah-olah menunjukkan pada semua orang bahwa Anda adalah </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >benar-benar </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">aktivis. Sudah benarkah yang Anda lakukan? Jika belum, lebih baik diam. Karena semua mahasiswa tahu seperti apa Pema itu.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Pertanyaan terakhir yang muncul, bagaimana kalau seandainya Pema tidak </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >usah </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">ada di kampus ini? Jika melihat realitas Pema USU saat ini, penulis yakin hampir sebagian mahasiswa USU akan menjawab sama, </span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >“</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">tidak ada masalah.</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >”</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US"> Toh, sejauh ini memang tidak ada dampak positif langsung yang bisa dirasakan oleh mahasiswa dengan kehadiran Pema.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 150%;font-family:trebuchet ms;"><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" lang="EN-US">Lalu, apakah kita akan berhenti di titik ini? Silahkan cari jawabannya sendiri. Ini bukan soal kekuasaan semata, tapi bicara tentang makna perjuangan mahasiswa.</span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > Anda sendiri mungkin mengerti, jika masih menyandang gelar “mahasiswa.”</span><span lang="EN-US" style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> <span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;font-family:verdana;"><span lang="EN-US" style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p> Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-86788511641385242952009-03-23T18:00:00.005+07:002009-09-10T21:21:08.184+07:00KATARSIS<p>Sebenarnya, tak ada yang istimewa dari seonggok kata ini, ‘KATARSIS.’ Awalnya, aku mengenalnya di buku Sang Pemimpi-nya Andrea Hirata. Tapi aku lupa, dia menggunakan kata ini dalam kalimat apa.</p><p>Perkenalan ini berlanjut ketika aku butuh sebuah nama untuk ikatan alumni 2005 dari SMA-ku. Kebetulan aku adalah salah satu almuni 2005, dan kami baru saja membentuk sebuah wadah organisasi untuk kami-kami yang angkatan 2005. Lama berpikir dan mengaduk-aduk huruf dan kata, salah satunya muncul KATARSIS.</p><p>Namun, yang jadi masalah, aku tidak tahu apa makna dari kata ini, walaupun kepanjangannya sudah berhasil kupaksakan sesuai dengan nama ikatan alumni kami. Yah, aku bingung, tak mengerti makna KATARSIS jika nanti teman-teman bertanya.</p><p>Aku coba cari tahu. Bertanya pada seorang teman, yang aku pikir cukup punya banyak perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Namun aku tidak puas dengan apa yang dia sampaikan. Yah, ujung-ujungnya aku tak jadi mengusulkan KATARSIS sebagai nama ikatan alumni kami.</p><p>Hingga kemudian, aku tetap penasaran dengan KATARSIS. Aku sudah coba mencari tahu di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).</p><p><strong>ka.tar.sis</strong> <em>n</em> <strong>1</strong> <em>Kris</em> penyucian diri yg membawa pembaruan rohani dan pelepasan dr ketegangan; <strong>2</strong> <em>Psi</em> cara pengobatan orang yg berpenyakit saraf dng membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dng bebas; <strong>3</strong> <em>Sas</em> kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. <em>Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga</em>. Jakarta: Balai Pustaka.)</p><p>Namun hasilnya tetap tak kumengerti. Yah, kali ini bukan tak memuaskan, tapi aku sendiri yang tak mengerti.</p><p>Hingga suatu kali, aku menemukan kembali kata ini. Aku menemukannya sebagai nama sebuah kelompok teater mahasiswa Universitas Negeri Padang cabang Bukittinggi. Teman friendster-ku, Syaira salah satu anggotanya.</p><p>Aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku bertanya padanya. Dan kebetulan sekali, dia sebagai mahasiswi Psikologi bisa menjelaskan makna KATARSIS dalam sudut pandang Psikologi.</p><p>“mslny bg mrh ma tmn bg.., bg pgn bgt nonjok dy! tp dsaat t bg tw tuh akn mmprpnjng mslh.., truss persaan agresi td t bg alihn k bnda lain, mslny nendang krsi atw bg teriak2 dpntai, ngmong2 dpn kc, dll!”</p><p>“nah., ngrs prnhkan?? krn tnp disadaripun mnsia tu srng berkartarsis bwt meredakan emosiny..!”</p><p>Dia menjelaskannya padaku via <span style="font-style: italic;">comment</span> di-friendster. Yah, selanjutnya silahkan Anda pahami sendiri. Karena aku telah mengerti, siapa sebenarnya KATARSIS.</p>Unknownnoreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-87599232171777871142009-03-23T17:01:00.006+07:002009-03-24T12:28:57.854+07:00Komunikasi dengan SenyumOleh: Adela Eka Putra Marza*<br /><br />Saya bahkan tak kenal sama sekali dengan bapak tua itu, ketika dia mengajak saya bicara. Tentang suatu hal, yang mungkin selama ini dianggap sepele. Saya baru menyadarinya malam itu. Hanya dari pertemuan yang tak sampai lima menit, saya bisa tersenyum ketika meninggalkannya.<br /><br />Bapak tua itu menahan langkah saya ketika akan beranjak meninggalkan sebuah warung kecil. "Kita ngobrol dulu sebentarlah." Saya menangkap sebentuk lukisan cahaya di wajahnya, rasa inginnya untuk menceritakan sebuah pengalaman. Dan sepertinya dia begitu antusias ingin membaginya pada saya.<br /><br />Dari awal saya memang sudah menangkap kelenturan hatinya. Dia berusaha beradaptasi secepat mungkin dengan saya melalui sebuah lelucon – yang sebenarnya tak ada yang istimewanya.<br /><br />Ucapan kekagumannya dengan jurusan saya di perkuliahan, jurusan Ilmu Komunikasi, memulai dialog yang berujung dengan sebuah senyum itu. Dan dia pun mengajukan sebuah pertanyaan. "Kamu tahu alat komunikasi apa yang paling canggih di dunia?" tanyanya pada saya. "Handphone," jawab saya. "Bukan." "Televisi." "Juga bukan." "Mulut," saya kehilangan jawaban. "Sedikit lagi.” Saya mulai mati kutu.<br /><br />"Bahasa," saya memberikan jawaban lagi. "Bahasa belum tentu dimengerti semua orang," dia memancing saya lagi. "Kalau kamu bicara pakai bahasa Inggris, saya belum tentu mengerti kan?" Benar juga, saya pikir dalam hati. Jadi, apa alat komunikasi yang tercanggih di dunia itu?<br /><br />"Senyum. Itulah alat komunikasi yang paling canggih di dunia," ujarnya kemudian menjawab sekian tanda tanya besar di benak saya. Senyum? Dan saya pun tertawa dengan jawaban singkatnya itu. Ya, saya tertawa dengan jawabannya. Karena saya pun sempat tersenyum ketika mendapati bapak tua itu di sana.<br /><br />Sebegitu jauh saya membayangkan sebuah perangkat komunikasi paling canggih di jagad raya ini, hingga saya melupakan makna sebuah senyum yang bapak itu berikan kepada saya, dari awal bicara tadi. Akibat terlalu banyak dicecoki dengan kecanggihan PDA, 3G, komputer, internet, dan teknologi komunikasi lainnya, saya sampai lupa bahwa senyum adalah alat komunikasi tercanggih di dunia.<br /><br />Senyum adalah alat komunikasi yang semua orang bisa menggunakannya dan semua orang bisa mengerti. Dengan senyum, semua orang bisa merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Dengan senyum, semua orang bisa mengerti bahwa dia setuju dengan keputusan kita. Dengan senyum, mungkin Anda akan bisa melupakan masalah Anda dengan orang yang Anda cintai. Yah, dengan senyum, semua hal bisa disampaikan dan dimengerti.<br /><br />Dan saya pun tersenyum, telah dikelabui oleh kata "canggih". Saya berpikir terlalu jauh untuk hanya mencari gambaran alat komunikasi tercanggih di dunia. Sedangkan, setiap hari entah berapa kali saya mengumbar dan menatap sebuah senyum. Dan saya dibutakan oleh kata "canggih" itu, sehingga terlupakan akan senyum yang bahkan bisa menyampaikan isi hati seseorang walaupun tak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. "Berbahagialah kamu, maka orang lain juga akan berbahagia. Namun jika kamu bersedih, maka hanya kamu sendirilah yang akan bersedih," dia kembali bergumam, menutup kuliahnya tentang alat komunikasi tercanggih di dunia malam itu. Dan senyum itu pula yang kemudian saya berikan kepadanya, setelah pertemuan yang tak menghabiskan waktu lima menit itu.<br /><br />Medan, 7 Januari 2008 (22.23 WIB)<br /><br />* Penulis adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU 2005. Bergiat di Pers Mahasiswa SUARA USU, sebagai Staf Litbang Bagian Pengembangan SDM.<br /><br />(Dimuat di Harian Medan Bisnis, Minggu/15 Maret 2009)Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-56013720835193282442008-12-29T18:06:00.004+07:002008-12-29T18:15:03.817+07:00Maryamah Karpov dan Gadis Pemain Biola<p>Awalnya aku tak tahu, siapa itu Maryamah Karpov? Kenapa namanya yang menjadi judul buku keempat dari tetralogi Laskar Pelangi? Seistimewa apa hingga namanya yang menjadi judul, mewakili semua isi buku tersebut? Dan siapa pula gadis cantik pemain biola yang menghiasi <em>cover</em> buku tersebut? Kenapa harus dia yang menjadi <em>cover</em> buku Maryamah Karpov? Kenapa bukan A Ling yang merupakan mimpi Ikal yang diceritakan dalam buku tersebut?</p><p><br />Memang untuk pertanyaan kedua dan ketiga, serta yang kelima dan keenam aku masih belum mendapat jawaban pasti. Namun setidaknya, aku sudah tahu siapa itu Maryamah Karpov, dan siapa gadis cantik pemain biola di <em>cover</em> buku keempat Andrea Hirata tersebut. Yang nantinya bisa mengarahkan kita untuk menjawab semua pertanyaan di atas.<br /></p><p>***<br /></p><p>Maryamah Karpov adalah tetangga Ikal yang hidup dalam kemiskinan. Saking miskinnya, ia tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan. Mungkin Anda masih ingat, dalam buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Maryamah dan anaknya yang suka main biola meminjam beras kepada ibu Ikal. Ketika itu, dia ingin menukarkan biola anaknya dengan sekantong beras. Tapi ibu Ikal berbaik hati memberikan beras tersebut tanpa imbalan apapun.<br /></p><p>Tapi kenapa namanya Maryamah Karpov yang berbau Rusia, sedangkan dia adalah orang Melayu? Tentu akan muncul pertanyaan ini di benak Anda. Sama seperti aku ketika pertama kali membaca judul buku keempat Andrea Hirata ini.<br /></p><p>Mak Cik Maryamah, begitulah Ikal biasa memanggilnya, punya keahlian yang tak dimiliki oleh masyarakat Melayu Belitong di kampung Ikal. Mak Cik Maryamah sangat pintar dalam bermain catur, terutama dalam memainkan langkah-langkah Karpov yang begitu terkenal dalam dunia percaturan. Saking pintarnya, ia sering kali mengajari orang-orang Melayu yang sangat hobi main catur di warung-warung kopi, termasuk di Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi di pasar ikan Belitong.<br /></p><p>Lalu apa hubungannya dengan langkah-langkah catur Karpov? Awalnya, aku tidak tahu juga kenapa ia bernama Maryamah Karpov. Aku berpikir, mungkin Mak Cik Maryamah ini bersuamikan orang Rusia yang bernama belakang Karpov, sehingga dia harus memakai nama belakang suaminya pula. Dan jadilah Maryamah Karpov. Namun ternyata dugaanku salah.<br /></p><p>Pertanyaan ini akhirnya terjawab juga. Jika Anda telah membaca Maryamah Karpov lebih dari seperempat jumlah halamannya, maka Anda akan mengerti, kenapa ia bernama Maryamah Karpov.<br /></p><p>“Orang Melayu amat asosiatif dan metaforik, penuh perlambang dan perumpamaan. Hal itu terefleksi pada hobi mereka berpantun dan menjuluki orang. Meski Islam jelas melarang panggilan-panggilan yang buruk, mereka nekad saja. Gelar-gelar aneh itu umumnya ditujukan untuk menghina. Karena itu, setiap orang berusaha menghindarinya. Namun, julukan dalam masyarakat kami seumpama penyakit cacar. Bisa menimpa siapa saja sembarang waktu. Ia agaknya telah menjadi bagian dari nasib orang Melayu. Julukan dapat berangkat dari hal yang amat sederhana, misalnya ciri-ciri fisik, atau lebih kompleks, dari profesi, kebiasaan, obsesi, atau kejadian.” (Maryamah Karpov, 177-178)<br /></p><p>Ya, orang Melayu itu punya hobi menjuluki orang. Mungkin Anda kenal dengan Berahim Harap Tenang, juru pancar film di bioskop Ki Chong. Ia dianugerahi julukan tersebut karena setiap ganti rol film, ia memasang <em>slide text</em> ‘HARAP TENANG’ di layar. Atau Mahmuddin pelupa yang punya penyakit lupa yang akut. Atau Tancap bin Seliman yang gila menonton layar tancap.<br /></p><p>(Mungkin) begitu pula Mak Cik Maryamah. Saking pintarnya ia memainkan langkah-langkah Karpov dalam catur sehingga sering pula mengajari orang-orang, akhirnya dia digelari Mak Cik Maryamah Karpov. (Mungkin benar, mungkin saja salah… Karena di buku Maryamah Karpov Mozaik 28 yang bercerita tentang kebiasaan orang Melayu yang suka memberi julukan ini, tidak diceritakan asal mula nama Mak Cik Maryamah Karpov). </p><p></p><p>***<br /></p><p>Gadis cantik pemain biola di <em>cover</em> depan buku Maryamah Karpov adalah Nurmi, putri Mak Cik Maryamah Karpov. Ia sedari kecil sudah belajar memainkan biola. Aku pikir, sebenarnya ini bukanlah kehendak ia untuk belajar memainkan biola. Tetapi karena memang tak ada lagi permainan lain yang bisa ia mainkan, saking miskinnya keluarganya. Seperti dijelaskan di atas, ibunya Maryamah pernah ingin menukarkan biolanya itu dengan sekantong beras pada ibu Ikal.<br /></p><p>Seiring berjalannya waktu, Nurmi pun tumbuh dewasa. Dalam keempat buku tetralogi Laskar Pelangi (terutama buku Sang Pemimpi dan Maryamah Karpov yang pernah menceritakan Nurmi dan ibunya), tidak pernah diceritakan berapa beda umur Nurmi dengan Ikal. Yang jelas, Nurmi memanggil Ikal dengan sebutan Pak Cik, menandakan ia lebih muda dari Ikal.<br /></p><p>Nurmi sering kali memainkan biolanya. Biasanya ia berdiri di pojok pertigaan jalan dekat Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi saban Rabu dan Sabtu sore, saat warung-warung kopi dipenuhi pengunjung.<br /></p><p>Ketika Ikal dalam masa-masa pembuatan kapal untuk melakukan ekspedisi pencarian A Ling, Ikal sering kali belajar memainkan biola dengan Nurmi. Setiap sore, setelah siangnya bekerja keras menyelesaikan kapal asteroid, biasanya Ikal duduk di warung kopi untuk menikmati gesekan biola Nurmi. Hingga kemudian, ia pun tertarik untuk ikut mencoba menggesek biola tersebut.<br /></p><p>Semuanya berawal dari salah satu sahabat Laskar Pelanginya, Lintang.</p><p></p><p>“Tahukah kau, Boi? Biola adalah instrumen yang amat susah dimainkan. Pemainnya harus punya <em>feeling</em> yang kuat untuk menemukan nada. Sebab tak ada pedoman posisi nada seperti pada gitar. Tangan kanan menggesek, jemari kiri menekan dawai, itu tak mudah, karena dua macam gerak mekanika yang berbeda. Jarak dawainya pun amat dekat, maka gampang sekali suaranya distorsi. Jangankan menemukan nada yang pas, menggeseknya dengan benar saja memerlukan latihan lama. Orang yang tak berjiwa musik, tak kan dapat memainkan biola.”<br /></p><p>“Jika kau ingin belajar main biola dengan memikirkan bagaimana Nurmi bisa membawakan lagu Semalam di Malaysia seindah itu, kau tak kan bisa melakukannya.”<br /></p><p>“Barangkali akan lebih mudah jika kita berpikir bahwa biola adalah alat musik akustik yang berbunyi karena getaran. Tangga nadanya merupakan konsekuensi dari panjang-pendek gelombang akibat jemari yang memencet dawai bergerak dalam jarak tertentu ke depan atau belakang stangnya. Dengan melatih terus jemari agar konsisten dengan jarak tertentu itu, begitulah kita akan menemukan nadanya.” (Maryamah Karpov, 284-285)<br /></p><p>Begitulah Lintang panjang-lebar menceramahi Ikal saat kebingungan memikirkan cara untuk membuat kapal. Dan semuanya terpecahkan berkat ‘teori analogi biola Lintang’, mungkin seperti itu aku mengistilahkannya.<br /></p><p>“Membuat sesuatu yang rumit menjadi begitu sederhana adalah keahlian khusus Lintang yang selalu membuatku iri,” tulis Ikal dalam Mozaik 46 buku Maryamah Karpov (hal. 285)<br /></p><p>“Kesulitan akan gampang dipecahkan dengan mengubah cara pandang, Boi,” ujar Lintang lagi.<br /></p><p>Kembali ke biola Nurmi. Sejak itu pulalah, sembari mengerjakan kapalnya, Ikal juga belajar main biola dengan Nurmi setiap sore. Hingga kemudian, ia mampu memainkan lagu Rayuan Pulau Kelapa, lagu yang sering disenandungkan oleh A Ling.<br /></p><p>“Aku terkenang akan seorang perempuan Tionghoa kecil yang menyanyikan lagu itu untuk menenangkan riak-riak Sungai Linggang di bawah jendela rumahnya. Suara kecilnya yang sumbang, memasuki relung-relung dadaku, mengaramkannya dengan air mata rindu. <em>Tunggulah A Ling, tunggu aku, sebentar lagi perahuku rampung. Aku akan membawamu pulang</em>.” (Maryamah Karpov, 307)<br /></p><p>***<br /></p><p>Lalu kenapa nama Maryamah Karpov yang menjadi judul buku keempat dari tetralogi Laskar Pelangi? Seistimewa apa hingga namanya yang menjadi judul, mewakili semua isi buku ini? Dan kenapa harus Nurmi yang menjadi <em>cover</em> buku Maryamah Karpov? Kenapa bukan A Ling yang merupakan mimpi Ikal yang diceritakan dalam buku ini?<br /></p><p>Jika aku boleh sedikit memberi tanggapan, aku punya jawaban untuk pertanyaan di atas. Ya, sebuah kesimpulan dari perkenalan kita dengan Maryamah Karpov dan Nurmi.<br /></p><p>Buku keempat Andrea Hirata ini diberi judul Maryamah Karpov, karena dia ingin menggambarkan bagaimana kebiasaan orang Melayu yang suka memberi julukan kepada orang lain, begitu lekat hidup dalam kebudayaan mereka. Awalnya kita hanya tahu namanya adalah Mak Cik Maryamah di buku Sang Pemimpi. Namun tiba-tiba di buku keempat ini, namanya bertambah menjadi Maryamah Karpov. Itu adalah bentuk implementasi dari kebiasaan buruk orang Melayu, namun sudah membudaya dalam kehidupan mereka.<br /></p><p>Namun, aku pikir, ini bukanlah sebuah alasan utama. Bagiku, kemungkinan yang menjadi alasan utama adalah, berhubungan dengan pertanyaan kenapa Nurmi yang menjadi <em>cover</em> di buku ini.<br /></p><p>Aku jawab dulu satu per satu, kenapa Nurmi yang menjadi <em>cover</em>. Karena permasalahan utama Ikal dalam ekspedisi mencari A Ling, yaitu membuat kapal, terjawab dengan teori analogi biola Lintang. Lintang memberikan solusi untuk masalah Ikal dalam membuat kapal asteroid dengan menganalogikannya seperti biola yang dimainkan Nurmi di sudut pertigaan jalan dekat Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi, di mana mereka berdiskusi hari itu.</p><p><br />Dengan teori analogi biola Lintang tadi, akhirnya Ikal bisa mengawali mimpi-mimpinya mencari A Ling hingga menjadi nyata. Bahkan pada akhirnya, Ikal pun bisa memainkan biola, walaupun hanya sekedar untuk menyenandungkan lagu Rayuan Pulau kelapan yang sering didendangkan A Ling.<br /></p><p>Itulah pentingnya Nurmi sang pemain biola, sehingga dia bisa lolos menjadi bintang <em>cover</em> di buku keempat Andrea Hirata ini. Nurmi dengan biolanya menjadi inspirasi bagi Lintang untuk mengajarkan Ikal, bagaimana dia bisa mengubah cara pandangnya terhadap sesuatu yang begitu ‘wah’, namun sebenarnya hanya pekerjaan mudah.<br /></p><p>Lalu apa hubungannya dengan judul Maryamah Karpov? Karena Nurmi adalah anaknya Mak Cik Maryamah, dan lain hal, tak akan mungkin buku ini diberi judul Nurmi yang tak dikenal siapa-siapa, akhirnya diberilah buku ini judul ‘Maryamah Karpov’, dengan menambahkan kata ‘Karpov’ sebagai lambang bahwa orang Melayu punya kebiasaan memberikan julukan pada orang lain.<br /></p><p>Ya, ini semua hanyalah opini pribadi semata. Aku berpikir demikian, karena aku membaca dan menikmati Maryamah Karpov. Dan akhirnya, menemukan ‘teori’ ini. Mungkin Anda juga punya teori sendiri. Atau, kita tanya saja langsung pada Andrea Hirata.<br /></p><p>Kamar kos sempit menjelang makan siang</p><p>Medan, 29 November 2008 : 13.27 WIB</p>Unknownnoreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-3323721720066105392008-12-29T18:00:00.004+07:002008-12-29T18:15:57.078+07:00Tentang Mimpi Ikal dan A Ling<p>Akhirnya, aku meng-<em>khatam</em>-kan juga Maryamah Karpov. Setelah sekian detik, sekian menit, sekian jam, sekian hari, sekian minggu, dan sebulan lebih satu hari sejak buku pamungkas ini di-<em>launching</em> 28 November lalu. Semuanya berakhir pagi ini, 08.35 WIB, pagi 1 Muharram 1430 H, 29 Desember 2008.</p><p><br />Tapi aku tak ingin semuanya berakhir begitu saja. Aku ingin semuanya masih tertinggal di mataku, seperti tatapan yang tak pernah kupalingkan dari lembaran-lembarannya; di bibirku, seperti senyum ketika melihat A Ngong untuk kelima kalinya kalah taruhan dengan A Tong; juga di hatiku, seperti Ikal yang tak pernah lelah mengejar A Ling yang telah membawa pergi hatinya belasan tahun.<br /></p><p>***<br /></p><p>Begitu memesonanya Maryamah Karpov hingga aku tak pernah bisa lama-lama beranjak darinya. Mungkin sama halnya yang dirasakan Ikal pada A Ling. “Cinta rupanya dapat menisbat waktu, hingga tak berarti.” Ya, aku sepakat denganmu Ikal.<br /></p><p>Masih lekang di otakku, ketika kemarin beberapa bulan yang lalu aku takjub dengan semangat Laskar Pelangi untuk merengkuh pendidikan, aku kagum dengan mimpi-mimpi IKal dan Arai untuk menjelajahi Eropa dan menjamah Afrika, dan aku berucap ‘Subhanallah’ ketika mimpi-mimpi mereka benar-benar dipeluk Tuhan. Ya, aku masih ingat pada mereka dan mimpi-mimpinya.<br /></p><p>Dan di Maryamah Karpov, akhirnya Ikal menemukan mimpinya yang selama ini belum ditemukan juga. A Ling. Ya, A Ling yang telah hilang belasan tahun sejak mereka kelas 2 SMP. Dan Ikal menemukan A Ling setelah mempertaruhkan nyawanya dengan lanun Selat Malaka yang terkenal kejam.<br /></p><p>***<br /></p><p>Bahagia menyelimuti kalbunya sejak dini hari itu. Sejak dini hari ketika dia menemukan kembali kuku-kuku cantik jari-jemari itu. “Yang paling bahagia dari yang terbahagia tentu saja aku.”<br /></p><p>Namun sungguh tak dinyana, semua berakhir begitu saja. “Di tengah hamparan ilalang, A Ling berdiri sendirian menungguku. Kami hanya diam, tapi A Ling tahu apa yang telah terjadi. Ia terpaku lalu luruh. Ia bersimpuh dan memeluk lututnya, Matanya semerah saga. Ia sesenggukan sambil meremas ilalang tajam. Seakan tak ia rasakan darah mengucur di telapaknya. Ia menarik putus kalungnya, menggulung lengan bajunya, dan memperlihatkan rajah kupu-kupu hitam di bawah sinar bulan.” Semua asa yang telah hadir sejak A Ling berkata pada Ikal, “Curi aku dari pamanku” minggu siang itu, hancur begitu saja.<br /></p><p>Aku telah katakan tadi, aku tak ingin semuanya berakhir begitu saja. Dan Ikal tak menepati janji. Dia biarkan perlahan awan kelabu di langit turun menjadi titik gerimis.<br />Aku tak tahu, padang sabana di belahan dunia yang mana lagi yang akan ditempuhnya, atau lanun di samudera yang mana lagi yang akan ditaklukkannya untuk merengkuh A Ling. Agar dapat memakai kata Hirata di belakang namanya, ya A Ling Hirata. Atau agar ia dapat melihat A Ling untuk kali terakhir sebelum tidur dan kali pertama ketika bangun.<br /></p><p>***<br /></p><p>Ikal tak pernah memberi jawaban, sejak ia mendapati wajah ayahnya ketika menyampaikan maksudnya untuk meminang A Ling di malam itu. ” Matanya kosong, wajahnya pias.” Ikal tahu makna wajah ayahnya yang mengatakan tidak, tidak dari ayahnya untuk pertama kali bagi Ikal dalam hidupnya.<br /></p><p>Aku masih berharap semuanya tak berakhir begitu saja. Aku masih berdoa ini tak hanya tetralogi. Aku ingin suatu hari nanti, aku membaca sebuah kalimat pendek di bagian bawah cover depan buku Andrea Hirata, “Buku kelima dari pentalogi Laskar Pelangi.” Karena aku juga tak ingin A Ling menangis, sama seperti Ikal.<br /></p><p>Kamar kos sempit di pagi yang mendung itu</p><p>Medan, 29 Desember 2008 : 09.20 WIB</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-90170261387527165252007-12-01T20:28:00.000+07:002007-12-01T21:11:13.790+07:00DORAEMON - The EndAda gosip baru ni...!!! (he3x... dasar tukang gosip...!!!)<br />aQ baru aja terima email dari sebuah milis. Isinya tentang <em>ending </em>dari cerita serial kartun Doraemon. (salah satu cerita & tokoh kartun yang aQ idolain; dari kecil sampe sekarang, walaupun udah gede & berstatus mahasiswa...)<br />Begini ceritanya...<br /><br />Pada suatu hari sepulang sekolah, Nobita bergegas menuju kamarnya dan hendak mengajak Doraemon bermain. Ternyata Doraemon sedang tidur di kamar.<br />"Doraemon... Main yyuuukkkk...!!!", ajak Nobita.<br />Tapi Doraemon tidak bereaksi. Nobita berpikir, mungkin Doraemon beristirahat karena kelelahan. Akhirnya, dia pun pergi bermain sendiri ke rumah Shizuka.<br />Beberapa jam kemudian, Nobita pulang. Dan ternyata Doraemon masih tidur. Nobita mulai merasa curiga. Dia mencoba membangunkan Doraemon. Namun tetap tak ada reaksi. Nobita mulai khawatir dengan keadaan Doraemon tersebut.<br />Dia berusaha dengan berbagai cara untuk membangunkan Doraemon. Namun tetap sia sia saja. Bahkan dia sudah menangis, merengek, dan berteriak, seperti yang biasa diia lakukan jika mempunyai masalah. Namun Doraemon tetap diam.<br />Nobita kemudian punya ide untuk pergi ke masa depan dan menemui Dorami, adik Doraemon. Dia mengajak Dorami untuk datang ke tahun 1998, waktu saat itu dan melihat kondisi Doraemon.<br />Setelah memeriksa Doraemon beberapa lama, akhirnya Dorami pun menjelaskan apa yang terjadi dengan Doraemon.<br />"Baterainya habis", jelas Dorami.<br />Awalnya, Nobita merasa lega. "Jadi <em>cuma</em> habis baterai ya? <em>Gak</em> rusak kan?", tanya Nobita. "Kalau begitu, Dorami tolong ganti <em>aja</em> baterainya agar Doraemon bisa bangun lagi".<br />Namun Dorami menggelengkan kepala. "Tapi... Aku tidak bisa melakukannya Nobita", ujar Dorami.<br />"Kenapa?"<br />"Baterai utama Doraemon ada di sini, di dekat kantongnya dan sekarang telah habis. Sebenarnya, dia punya baterai cadangan di telinganya. Tapi kamu pasti <em>tau,</em> kalau telinga Doraemon rusak digigit tikus beberapa tahun lalu. Jadi sekarang Doraemon <em>gak</em> punya baterai cadangan", jawab dorami.<br />"Jadi...?"<br />"Jadi kalau aku mengganti baterainya, maka semua memori tentang kamu akan terhapus. Doraemon <em>gak</em> akan mengenalmu lagi, Nobita"<br />Mendengar hal itu, Nobita menutup matanya dan mulai menangis.<br />Akhirnya, dia pun berkata pada dorami. "Terima kasih, Dorami! Biar aku yang mengurus Doraemon sekarang. Kamu bisa kembali ke masa depan".<br />Dorami sesaat tertegun. Tidak tahu harus berbuat apa. Lalu dia memeluk lembut nobita, sebelum akhirnya kembali ke masa depan.<br />Kemudian, Nobita dengan hati-hati menyimpan jasad Doraemon di dalam lemari.<br /><strong>Tahun 2010</strong><br />Nobita sudah beranjak dewasa. Sejak kematian Doraemon, Nobita berubah drastis. Dia sadar selama ini selalu bergantung pada Doraemon. Maka sejak saat itu Nobita yang biasanya pemalas, berubah menjadi rajin belajar serta tidak cengeng dan gampang mengeluh lagi.<br />Kematian Doraemon sendiri, dirahasiakan Nobita dari teman-temannya. Dia hanya mengatakan, bahwa Doraemon telah kembali ke masa depan.<br />Ternyata perubahan drastis Nobita membuat Shizuka menjadi jatuh cinta padanya. Dan akhirnya mereka menikah.<br />Berkat kerja kerasnya, Nobita menjadi seorang ilmuwan. Dia mempunyai laboratorium pribadi di kamarnya. Dan dia tidak mengizinkan siapapun masuk ke sana, bahkan Shizuka sekalipun, dengan alasan berbahaya.<br />Hingga suatu hari, Nobita memanggil Shizuka ke laboratoriumnya. Shizuka sangat terkejut, melihat apa yang sebenarnya dirahasiakan oleh Nobita selama ini di dalam laboratoriumnya. Di sana Shizuka melihat sesosok robot yang sangat dikenalnya saat masih kecil. Dia melihat Doraemon terbaring tidak bergerak.<br />"Sebentar Shizuka!Aku akan menghidupkannya". Nobita menekan sebuah tombol yang berada di dekat Doraemon. Dengan perlahan robot itu pun membuka matanya.<br />Dan jelaslah saat itu, bahwa sebenarnya Doraemon diciptakan oleh Nobita sendiri. Dia menjadi rajin dan tekun belajar, karena ingin menghidupkan kembali sahabat terbaiknya itu. Lalu kemudian, Nobita dewasa mengirim Doraemon ke masa lalu untuk menolong Nobita SD dan untuk mendidiknya agar menjadi Nobita yang sekarang.<br /><br />Demikianlah sebagain kecil dari <em>ending </em>cerita Doraemon. Sedikit mengharukan (hiks... hiks...) Percaya gak percaya, terserah kawan2. Yang jelas, menurut email yang aQ terima, <em>ending </em>cerita<em> Doraemon </em>versi ini telah beredar di internet.Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-36970115075961616542007-12-01T20:07:00.000+07:002007-12-01T20:27:23.649+07:00Saat Tulisan yang Sama Dimuat di Media CetakBeberapa waktu yang lalu, penulis membaca sebuah opini di sebuah harian Kota Medan. Dalam penilaian penulis, opininya cukup bagus. Karena memang topik yang diangkat adalah topik yang memang sedang hangat dibicarakan. Namun, bukan masalah topiknya itu yang ingin penulis bahas di sini. Tetapi tentang fakta bahwa ternyata opini yang sama juga dimuat oleh sebuah harian Kota Medan lainnya, pada waktu yang bisa dikatakan hampir bersamaan, sehari setelah tulisan tersebut pertama kali dimuat.<br /><br />Tentu muncul sebuah pertanyaan, terutama di benak penulis sebagai seorang penulis pemula yang belum terlalu mengetahui seluk beluk aturan dalam dunia kepenulisan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal tulisan tersebut sama, dan penulisnya juga sama. Kok bisa dimuat di dua media cetak yang berbeda, bahkan dengan waktu hampir bersamaan? Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga sempat hadir di benak kawan-kawan penulis pemula lainnya.<br /><br />Secara pribadi mungkin kita menganggap bahwa itu adalah sebuah rejeki nomplok. Karena hanya dengan menulis dan mengirimkan satu tulisan saja ke beberapa media cetak, kita mendapat honor yang berkali lipat. Atau mungkin, kita juga sempat berpikir bahwa tulisan kita sangat diminati oleh redaksinya. Mungkin karena topik yang diangkat memang sedang hangat dibicarakan, atau bisa juga karena opini tersebut memang bagus.<br /><br />Namun ternyata, pemikiran tersebut salah. Dalam e-mail Erwin Arianto, SE. [<a href="mailto:erwinarianto@gmail.com">erwinarianto@gmail.com</a>], salah seorang penulis lepas, berjudul ”Menulis di Media Cetak” dipaparkan bahwa:<br /><em>”Jangan pernah mengirim satu tulisan pada dua koran nasional atau dua koran yang satu daerah dalam waktu bersamaan. Karena kalau sama-sama dimuat di kedua koran tersebut, kita akan mendapat sanksi berupa tulisan kita tidak akan dimuat di keduanya (kedua media cetak tersebut –pen)”</em>.<br /><br />Tidak jauh berbeda dengan tanggapan Hasan Al Banna, seorang penulis dan staf Balai Bahasa Medan yang tulisannya sering dimuat di beberapa harian lokal dan harian nasional. Beliau mengatakan, para penulis harus menghindari pengiriman tulisan yang sama kepada dua media cetak yang berbeda pada waktu bersamaan. Jika hal seperti ini ketahuan oleh redaksi media cetak yang bersangkutan, nama penulis tersebut bisa di-blacklist. Bahkan beliau mengistilahkan hal seperti ini dengan ”menipu secara intelektual”.<br /><br /><strong>Setiap Tulisan yang Masuk Adalah Hak Redaksi</strong><br />Kenapa tidak boleh? Mungkin pertanyaan ini yang kemudian akan muncul di benak kita para penulis pemula. Kalau memang tulisannya bermutu dan opininya bernas, kenapa tidak untuk dimuat di beberapa media cetak yang berbeda dalam waktu bersamaan? Apalagi jika tulisannya itu <em>up</em> <em>to</em> <em>date</em>.<br /><br />Seperti yang kita ketahui bersama, setiap tulisan yang masuk ke sebuah media cetak menjadi hak redaksi tersebut dalam penerbitannya. Apakah tulisan tersebut nanti akan diterbitkan (naik cetak), atau masuk tong sampah alias ditolak, itu sepenuhnya hak redaksinya. Jadi kita tidak berhak untuk mengirimkannya juga ke media cetak yang lain. Apalagi dalam waktu bersamaan.<br /><br />Oleh karena itu, pada beberapa media cetak juga diatur bahwa tulisan yang juga belum diterbitkan hingga jangka waktu tertentu, maka tulisan tersebut dianggap ditolak. Jika memang telah melewati batas waktu tersebut, barulah kita mempunyai hak lagi untuk mengirimkan tulisan yang sama ke media cetak yang lain.<br /><br />Namun terkadang, juga banyak media cetak yang tidak menjelaskan tentang aturan yang memang tidak baku ini. Jika suatu ketika kita berhadapan dengan keadaan seperti ini, maka kita bisa mencari solusinya dengan meminta keterangan langsung dari redaksi media cetak tersebut. Atau mungkin seperti saran Bang Hasan, kita bisa langsung meminta izin (permisi) kepada redaksi media cetak tersebut untuk mengirim tulisan yang sama ke media cetak yang lain.<br /><br /><strong>Belum Ada Aturan Hukum<br /></strong>Masih menurut Bang Hasan, secara hukum hal seperti ini memang belum diatur. Karena memang belum ada undang-undang yang mengaturnya. Oleh sebab itu juga, tidak ada sanksi yang jelas dan pasti untuk kejadian pemuatan tulisan yang sama di dua media cetak yang berbeda pada waktu bersamaan, seperti dijelaskan di awal.<br /><br />Namun secara etika dan moral, kita tetap harus mematuhi aturan tidak baku tersebut. Peraturan ini memang diatur sendiri oleh redaksi media cetak yang bersangkutan. Sehingga pada beberapa media cetak, ada peraturan yang berbeda tentang hal ini.<br /><br />Sedangkan untuk sanksinya juga merupakan inisiatif dari redaksi, tidak diatur secara hukum dan tertulis. Seperti contoh, ada media cetak yang mem-blacklist penulis yang ketahuan mengirimkan tulisan yang sama pada dua media cetak berbeda dan dimuat dalam waktu bersamaan. Walaupun memang terkadang sanksi tersebut hanya berlaku untuk sementara waktu.<br /><br />Aturan yang dijelaskan di atas memang masih sebuah aturan tidak baku dan tidak ada landasan secara hukum. Namun semua penulis pasti mengetahui tentang aturan tersebut, dan pasti sepakat dengan hal itu.<br /><br />Medan, 08 September 2007<br /><em><br /></em><em></em><em>*Dimuat di Harian Medan Bisnis Minggu tanggal 18 November 2007</em>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-55131328713318080072007-11-16T22:27:00.000+07:002007-11-16T22:52:07.319+07:00MIMPIDia seperti mimpi...<br />Aku harus menutup mata dahulu<br />Melupakan siapa diriku dan di mana aku<br />Untuk dapat memeluknya erat<br />Namun kemudian aku harus bersiap hati<br />Melepaskannya, dan kembali pada diriku<br />Saat cahaya mentari pagi<br />Menyelinap di pelupuk mata<br />Menyadarkanku...<br />Bahwa dia hanyalah mimpi.<br /><br />Medan, 15 November 2007<br />satu jam menjelang tapal batas<br /><br /><em>Talking about her...</em><br /><em>Yah, </em>Winda Hayati.<br />"<em>You make my request of heart as like a dream.</em><br /><em>Maybe not can be a true.</em>"Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-39081915296431997352007-11-15T11:04:00.000+07:002007-11-16T22:53:56.395+07:00Jalan Terus<span style="FONT-STYLE: italic">'Tuk: D girl of ever loved me, Novia Nengsih</span><br /><br />Mentari tlah setia menemanimu bercumbu dengan dunia<br />Walaupun akhirnya dia harus melupakanmu<br />Saat garis-garis kegelapan datang menyergap jagad raya<br />Tapi jangan pernah berhenti tersenyum<br />Karena sinar mentari esok masih ada untukmu<br />Selama dirimu mau mengerti tentang kepergiannya<br />Biar dia tak pernah menyesal tlah terpaksa meninggalkanmu.<br /><br />Medan, 14 November 2007<br />mengenang ulang tahunmu,<br />di bawah rintik-ritik hujan...<br /><br /><span style="FONT-STYLE: italic">Happy b'day, d girl of ever loved me!</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic">Don't ever stopped loving...</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic">But, not me!</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic">B'cause, I never can make U happy.</span><br /><span style="FONT-STYLE: italic">Believe, me!<br /></span><span style="FONT-STYLE: italic"></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-39420137776661462202007-11-01T14:40:00.000+07:002007-11-15T11:57:25.159+07:00Nasib Sebatang Rokok<span style="font-family:arial;">Seorang pemuda tanggung duduk terdiam di atas sebuah kursi butut di sudut taman kampus. Seorang mahasiswa. Seorang intelektual, mungkin. Jika dia kuliah di perguruan tinggi terkemuka, mungkin bisa diberi gelar terpelajar. Karena seperti itu biasanya.</span><br /><span style="font-family:arial;">Dia diam. Tak melakukan apa-apa. Menunggu waktu. Mungkin, hingga kemudian datang sebuah pengharapan. Tentang hidup. Tentang mimpi.</span><br /><span style="font-family:arial;">Hanya sebatang rokok menyala, terselip di antara telunjuk dan jari tengah tangan kanannya. Asap rokok mengepul dari mulutnya, menghembuskan kenikmatan dari sebatang rokok. Yah, kenikmatan, seperti yang diakuinya.</span><br /><span style="font-family:arial;">Walaupun dia tahu, kenikmatan itu hanya semu belaka, sebenarnya. Dia sadar, semua itu akan berakhir dengan kepahitan dan tetes-tetes air mata pada penghabisannya. Akan mengakhiri semua mimpi.</span><br /><span style="font-family:arial;">Rokok pun sampai pada ujungnya. Telah sampai pada penghabisan, sepertinya. Walaupun, masih ada puntung yang akan disisakan. Entah untuk apa, dan entah untuk siapa.</span><br /><span style="font-family:arial;">Dan, semua pun berakhir. Rokok bersiap untuk menjadi puntung. Dilempar ke lantai. Diinjak, padamkan baranya. Ditendang, buang jauh.</span><br /><span style="font-family:arial;">Akhiri cerita kenikmatan. Lupakan tentang mimpi. Dan, tinggalkan kisah ini. </span><br /><span style="font-family:arial;">Yah, nasib sebatang rokok!<br />Mungkin, ada benarnya tentang pemuda itu. Tentang sesosok mahasiswa. Tentang seseorang yang akan diberi gelar terpelajar. Tentang dia... dan rokoknya. Seperti biasanya.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">* </span><span style="font-style: italic;font-family:arial;" >I believe about it. About a student of college and his cigarette. He and his cigarette will ending his dream. Believe me... please! ^_"</span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-47102803418293670612007-10-30T15:28:00.000+07:002007-11-15T12:00:16.325+07:00Tentang Semua Itu<span style="font-style: italic;">'Tuk : Winda Hayati</span><br /><br />Maafkan...<br />Jika di balik senyumku<br />ada sebuah harap<br />Menjadi pinta padamu<br />Ego tentang cinta<br />'Tuk miliki hatimu<br /><br />Tapi aku yakin<br />Tuhan pasti tahu<br />Cintaku seputih kapas<br />Dan Dia akan<br />memberitahumu<br />Tentang semua itu.<br /><br />Padang, 20 Oktober 2007<br />menjelang Minggu dini hariUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-52577999744896688362007-10-30T13:29:00.000+07:002007-11-15T12:56:43.620+07:00Rumahku IstanakuWoi,,, Opo kabare Rek?<br />Wuihh,,, Panas kali sekarang. Bikin meleleh ni. N gak enaknya ni, nanti sore tu pasti ujan. Coba <span style="font-style: italic;">fren</span> bayangkan, siangnya meleleh malamnya membeku... Apa gak bakalan klepek-klepek tu??? He3X<span style="font-style: italic;">... </span>(Fren di sini maksudnya temen tu. Bukan bermaksud cari2 kesempatan buat promosiin salah satu nama jaringan seluler di Indonesia itu)<br />(* <span style="font-style: italic;">Uh... dasar! Secara gak langsung, lo udah promosiin tuh!</span><span>)</span><br />Yah, mo kayak mana lagi. Itu tu efek dari <span style="font-style: italic;">global warming</span> alias bahasa kerennya pemanasan global. Cuaca yang gak jelas. Suhu tubuh menurun. Gejala pilek. Kepala pusing.<br />(* <span style="font-style: italic;">Eh, emangnya terjangkit flu burung???</span><span>)</span><br />Salah kita2nya juga sih! Pake alat2 teknologi canggih, tanpa merhatiin dampaknya bagi lingkungan. Ya, ujung2nya kita sendiri deh, yang bakalan terima jeleknya. Rasain tuh! Makanya...<br />(* <span style="font-style: italic;">Uuu... kayak gak bersalah aja</span><span>)</span><br />Tapi, yah lumayan sih! Di ruangan ini, tempat aQ <span style="font-style: italic;">ngenet</span> gratis, udah gak berasa panas lagi. Soale, ada <span style="font-style: italic;">AC</span>-nya tuh!!! He3X Walopun, tempat <span style="font-style: italic;">ngenet</span> gratisan, tapi tempatnya <span style="font-style: italic;">full AC </span>loh! Jangan salah! USU gitu loh! "_"<br /><span style="font-style: italic;">Baidewai</span>, aQ lagi bingung ni! Ada sedikit masalah, yang sebenarnya gak ada masalah sih, kalo aQ gak menganggap tu masalah sebagai masalah yang bikin hidup aQ bermasalah.<br />(* <span style="font-style: italic;">Huweheheh... Hidup memang banyak masalah ya! Tuh </span><span>example</span><span style="font-style: italic;">-nya! Coba deh </span><span>fren</span><span style="font-style: italic;"> itung, ada berapa masalah dalam kalimat terakhir!)<span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><br /></span></span></span></span></span></span>Begini ceritanya...<br />aQ lagi kepikiran ni, mo keluar dari RUMAH.<br />(* <span style="font-style: italic;">Kalo mo keluar, yo keluar aja toh! Terserah mau lewat mana, pintu depan atau pintu belakang. Asal jangan lewat jendela aja. Nanti disangka maling lagi. Berabe kan???<span style="font-style: italic;">)</span><br /></span>Maksud aQ, mo cabut dari RUMAH, n gak balek2 lagi. Gitu! Kek mana tuh, <span style="font-style: italic;">fren</span>??? Solusinya dong!<br />aQ ragu2 ni, mo cabut apa gak! Di satu sisi, sebenarnya aQ udah kerasan di sini. aQ udah nganggap tuh RUMAH sebagai rumah kedua aQ setelah rumah Q istana Q di kampung. Selain karena memang aQ udah banyak dapat pelajaran n pengalaman berharga di RUMAH itu, tuh RUMAH juga adalah lahan aQ nantinya kalo udah terjun ke dunia sebenarnya.<br />(* <span style="font-style: italic;">Eh...eh... Jangan terjun di sini dong! Gak bagus nanti dampaknya. Sekalian aja terjun di jurang ato lembah, biar mampus sekalian. Huwehehe.... Woi,,, emangnya lo sekarang tinggal di mana, kalo bukan di dunia sebenarnya? Mangnya ada dunia gak sebenarnya, alias dunia palsu alias dunia imitasi? "_"</span><span>)<br /></span>(Udah, lo diam aja dulu! Kembaran aQ ni, emang cerewet amat kayak mamaknya si Amat. Dasar...)<br />Tapi di lain sisi, aQ sendiri gak nemuin lagi asyik n nikmatnya beraktivitas di tuh RUMAH. aQ udah gak ngerasain masa2 indah seperti dulu lagi. He3X... (* <span style="font-style: italic;">Cuiiihhh... Sok puitis lo!</span>) Perasaan itulah yang sedikit demi sedikit memaksa aQ untuk meninggalkan dirinya. Oh, Tuhan... Tolonglah hamba-Mu ini! aQ tak tahu lagi harus bagaimana dan akan melakukan apa. (* <span style="font-style: italic;">Uuuhhh... Hueek... Hueek... Cuiihhh...</span>) He3X ^_"<br /><span style="font-style: italic;">So</span>, gimana ni <span style="font-style: italic;">fren</span>? Kasih solusinya napa? aQ benar2 dibikin cukup pusing dengan mikirin masalah ni. Kayaknya memang aQ harus pikirin lagi <span style="font-style: italic;">about it</span>, sebelum aQ ngambil keputusan.<br />Mungkin seminggu lagi.<br />Mmmm,,, ganti topik ni! <span style="font-style: italic;">Talking2 about book</span> "Sarjana Kebut Skripsi", aQ baru aja selesai baca tuh buku. Wuiiiih... (<span style="font-style: italic;">* Kesannya, mantap kali ni!</span>) Ceritanya cukup konyol n kocak la! (* <span style="font-style: italic;">Woalah, ternyata cuman dapat nilai cukup alias nilai 7</span>) Walopun belum bisa ngalahin buku "Jomblo".<br />Tapi sekedar, <span style="font-style: italic;">advice </span>buat <span style="font-style: italic;">fren</span>2 semua. Kayaknya cukup rugi deh, kalo <span style="font-style: italic;">fren</span>2 gak baca nih buku! (Masih cukup sih! Belon lebih. He3X "_")<br />Ya udah lah! Tunggu aja cerita selanjutnya... OK!!??<br /><span style="font-style: italic;">Baibai, hani! </span>"_"<br /><br /><span style="font-style: italic;">footnote</span>:<br />RUMAH = SUARA USU<br />Pers Mahasiswa SUARA USU adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) USU yang bergerak di bidang penerbitan dan jurnalistik. Nama kerennya "koran kampus".<br />Di sini nih, aQ beraktivitas sebagai aktivis mahasiswa selama satu tahun terakhir ini, tepatnya sejak awal Mei 2006 aQ diterima sebagai anggota magang n Desember 2006 dinyatakan lulus sebagai anggota tetap. Gituuu.... Jelas kan???Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-42144040827726913482007-10-29T13:50:00.001+07:002007-11-15T12:52:46.039+07:00Salam Yeee!!!Huh... Hari yg membosankan...<br />Gak ada kejutan. <span style="font-style: italic;">Nothing surprised</span>... yeah...<br />aQ lagi <span style="font-style: italic;">ngenet</span> gratis di kampus Q yang tercinta, Universitas Sumatera Utara. Yah, <span style="font-style: italic;">U know</span> lah, mahasiswa seperti aQ yang tinggal jauh di negeri orang (kayak udah tinggal di luar angkasa aja "_"), paling sukanya dg yang gratisan. He3X<br /><span style="font-style: italic;">But</span>, penyakitnya yang namanya gratisan tetap ada. Begitu juga nih, tempat <span style="font-style: italic;">ngenet</span> gratis. Dengan mengandalkan 'jurus lapang dada sekian ribu detik', akhirnya aQ pun bisa menggocek tombol2 <span style="font-style: italic;">keyboard</span>-nya. Yah biasa, <span style="font-style: italic;">loading</span>-nya super duper lama bangeeettt.... Hal yang menyebalkan...<br />Untung aja ada "Sarjana Kebut Skripsi"-nya Hendry Lukman di tangan Q, sehingga cukup deh ngobatin penyakit menyebalkan tadi. Yah, walopun sedikit, cukuplah daripada enggak sama sekali.<br /><span style="font-style: italic;">Btw</span>, cukup lama juga sejak aQ pertama kali kenalan dengan yang namanya dunia <span style="font-style: italic;">ngeblog</span>. Sejak Mei yang lalu, aQ awalnya ngelahirin ni <span style="font-style: italic;">blog</span> (moso' iyo, cowok bisa ngelahirin???)<br />N setelah menunggu 5 bulan lamanya, akhirnya aQ kembali ke pangkuannya (Cuih,,, sok puitis lu!) He3X<br />Pertama dan utama sekali, terima kasih buat bang Raditya Dika, yang memberi Q semangat lagi lewat buku "Kambing Jantan"-nya. Sehingga hari ini aQ kembali <span style="font-style: italic;">ngedate</span> dengan <span style="font-style: italic;">blog</span> Q tercinta n tersayang ini "_" Selanjutnya, terima kasih juga buat Pak RT dan Pak RW yang telah berkenan hadir (He3X, emangnya pidato kata sambutan. Busyeeet!!)<br />Sebenarnya banyak banget yang mo aQ ceritain pade lu2 semua. Tapi berhubung hari ini aQ <span style="font-style: italic;">bad mood</span> ngeliat muka2 lu pade, yah nanti ajalah! Kalo lu2 udah dikasih pinjam wajahnya Dude Herlino atawa Asmirandah. Biar pada ganteng2 n cantik2 semua. Biar aQ pun gak muntah2 pas cerita ma kalian. He3X...<br />OK, deh! <span style="font-style: italic;">C U later</span>....Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-45592098131696290562007-05-11T17:51:00.000+07:002007-11-15T12:44:54.459+07:00Hampir Mati<span style="font-family:courier new;">penat tak jua menghindar dari tubuhku yang kotor</span><br /><span style="font-family:courier new;"> semakin menghunjam dalam...</span><br /><span style="font-family:courier new;">garis-garis berbelit-belit menggores wajahku yang tak berdarah</span><br /><span style="font-family:courier new;"> semakin mengikat kuat...</span><br /><br /><span style="font-family:courier new;">yah...</span><br /><span style="font-family:courier new;">aku tak bisa apa-apa</span><br /><span style="font-family:courier new;">selain biarkan diri semakin membunuhku perlahan</span><br /><span style="font-family:courier new;">perlahan sekali</span><br /><span style="font-family:courier new;">hingga kusendiri tak menyadari</span><br /><span style="font-family:courier new;"> diriku hampir mati...<br /><br />Medan, 11 Mei 2007<br />hitungan menit<br />di depan jendela dunia<br />maya...<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-155760810778936828.post-84904672827116811742007-05-10T14:24:00.000+07:002007-05-10T14:26:16.885+07:00Selamat Datang !!!<span style="font-family:trebuchet ms;">Akhirnya... Selamat datang buat ente-ente smua yang seneng nge-blog. Yah, buat blogger se-Indonesia.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Salam kenal, Bro!</span>Unknownnoreply@blogger.com0