Selasa, Juli 06, 2010

Martabak Mesir : Cita Rasa Timur Tengah di Tanah Deli

Banyak varian martabak yang bisa kita jumpai di Kota Medan ini. Salah satunya adalah martabak mesir. Martabak yang dicampur dengan potongan daging ini, jelas jauh berbeda dengan martabak telur yang biasa dikenal orang sebagai martabak india atau martabak medan. Medan Bisnis sempat mencicipi martabak mesir buatan Buffet Ahmad Salim, salah satu rumah makan martabak mesir yang cukup punya nama di Tanah Deli ini.

Menurut cerita yang beredar di kalangan penikmat kuliner, asal muasal martabak adalah dari Mesir dan kemudian menyebar ke India. Lewat penyebaran budaya negara Mahatma Gandhi inilah kemudian martabak melanglang buana ke Indonesia, seiring dengan masuknya ajaran agama Islam yang dibawa para pedagang India dan Pakistan.


Dalam perkembangannya, muncul berbagai jenis martabak di Pulau Sumatera. Ada martabak medan yang merupakan martabak telur, martabak bangka (Bangka Belitung) yang sejatinya adalah martabak manis, dan martabak kubang (Sumatera Barat) yang sejenis martabak mesir. Martabak yang terakhir ini ternyata juga ada di Medan.


Buffet Ahmad Salim merupakan salah satu rumah makan yang ikut memasyarakatkan makanan tersebut di Medan. Berdiri sejak 1986, sekitar 24 tahun yang lalu, saat itu lidah orang Medan belum terbiasa dengan martabak mesir. “Sekarang sudah terkenal dan digemari. Setiap malam minggi atau malam hari-hari libur selalu saja ramai. Makanya saya mohon maaf juga, kalau kadang-kadang pelayanannya lambat atau cepat habis,” cerita pemilik Buffet Ahmad Salim, Abdul Muid Hasan (48) kepada Medan Bisnis.


Awal pertama kali berjualan martabak Mesir, Hasan hanya menumpang dengan satu gerobak di sebuah rumah makan Padang di Jalan Juanda, tepatnya di bekas lokasi Istana Plaza dulu. Saat itu, Hasan yang masih berusia 24 tahun terpikir untuk menjual martabak mesir, karena masih satu-dua orang yang berjualan makanan tersebut di Medan.


Tiga tahun kemudian, sekitar tahun 1989, ia berhasil menyewa sebuah tempat di Jalan Bakti simpang Bromo. Seiring perjalanan waktu, Hasan juga sempat membuka beberapa cabang di sejumlah tempat, termasuk di Jalan Perjuangan. Namun karena keterbatasan SDM, saat ini ia hanya mempertahankan dua cabang di Jalan Bakti. Sedangkan pusatnya sendiri berada di Jalan AR Hakim No 160. Buffet Ahmad Salim buka setiap hari mulai pukul 14.00 siang sampai pukul 24.00 malam.


Menu Favorit

Martabak mesir menjadi menu favorit para pelanggan Buffet Ahmad Salim. Aroma dan rasa khas rempah-rempah yang menyelip di sela-sela campuran daging sapi dibungkus kulit tepung terigu itu memang sangat menggoda selera. Dimakan dengan kuah kecap asam manis, ada sedikit rasa pedas yang menggetarkan lidah dari irisan cabe hijau dalam campuran kuah tersebut. Makanya tak heran jika makanan yang satu ini selalu menjadi idola para penikmat kuliner.


Martabak Mesir


Menurut Hasan, tidak ada resep khusus yang digunakan dalam meracik martabak mesir ini. Bahkan bumbu-bumbunya pun tidak jauh berbeda dengan martabak mesir yang dibuat di rumah makan yang lain. Tetapi tetap saja ada perbedaan rasa pada martabak mesir Buffet Ahmad Salim. “Awalnya, resepnya turunan, sama seperti yang dibuat orang lain. Namun kemudian, saya memberikan inovasi dan modifikasi campuran. Rahasianya, ada pada tangan orang yang membuat,” pungkas Hasan sambil tersenyum membeberkan rahasia kenikmatan martabak mesir yang dibuatnya.


Jika Anda ingin menjadikan martabak mesir ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah, juga tidak akan menjadi masalah. Menurut Hasan, martabak mesir bisa tahan dalam waktu 12 jam. Sedangkan, kalau di simpan dalam lemari es, bisa lebih lama lagi, yakni sampai 24 jam. Tapi harus dikukus lagi terlebih dahulu sebelum dimakan. Karena menikmati martabak mesir memang lebih enak ketika masih hangat.


Selain menikmati martabak mesir, pelanggan juga bisa mencoba roti planta khas Buffet Ahmad Salim. Roti ini juga dibuat dari tepung terigu seperti kulit martabak mesir. Bedanya, roti planta tidak memiliki isi seperti martabak mesir yang dicampur daging atau martabak telur. Adonan tepung terigu yang digoreng khusus tersebut dimakan dengan susu coklat kental manis yang dilumuri di atasnya. Cita rasa manis dari susu dan roti tersebut bercampur, menghasilkan kenikmatan yang khas.


“Kalau roti planta ini untuk yang suka manis-manis, karena pakai susu. Buat yang suka pedas, bisa pesan martabak mesir atau martabak telur yang dimakan dengan kuah kari kambing,” tutur Hasan yang merupakan keturunan India dari kakeknya yang berasal dari Malabar, India Selatan itu.


Harganya sendiri juga tidak akan sampai merobek kantong Anda. Seporsi roti planta sudah bisa dinikmati dengan selembar uang lima ribu rupiah. Sedangkan untuk satu porsi martabak mesir hanya cukup membayar Rp 12.000. Begitu pula untuk minuman di rumah makan ini, dimana tersedia berbagai macam jus seharga Rp 6.000, tidak jauh berbeda dengan di rumah makan yang lain.


Nasi Briyani

Selain itu, Buffet Ahmad Salim juga menyediakan nasi khas India, yakni nasi briyani. Namun, menu yang satu ini hanya bisa dinikmati jika telah dipesan terlebih dahulu, minimal 10 porsi. Karena Hasan sendiri mengakui mereka belum bisa menyediakan menu nasi briyani setiap disebabkan masih kekurangan tenaga tukang masak.


“Kita masih kekurangan tukang masak. Selain itu, daging yang dibutuhkan untuk nasi briyani ini juga sangat banyak. Untuk satu porsi saja, bisa menghabiskan 1,5 – 2 ons daging kambing jantan. Daging ini kemudian dicampur dengan nasi. Karena itu makanya nasi briyani lebih mahal, satu porsinya Rp 30.000,” urai Hasan yang memakai nama anak keduanya Ahmad salim sebagai nama rumah makan yang dirintisnya itu.


Meski begitu, menu yang satu ini juga menjadi favorit. Menurut pengakuan Hasan, sering kali orang yang mengadakan pesta memesan ratusan porsi nasi briyani sebagai menu makanan dalam pesta tersebut. Belum lagi martabak mesir dan martabak telur yang yang juga dipesan untuk makanan pesta.


Tak heran juga jika Hasan becita-cita untuk melebarkan sayap bisnis martabak mesirnya ini. Ia berharap suatu saat Buffet Ahmad Salim menjadi rumah makan yang besar dan ada dimana-mana. Apalagi saat ini martabak mesir buatannya sudah terkenal kemana-mana di seantero Kota Medan, bahkan juga sampai ke Deli Serdang dan Tanjung Morawa.


Dilaporkan oleh: Adela Eka Putra Marza

* Dimuat di Harian Medan Bisnis (Minggu, 4 Juli 2010)

Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest

Label

Blogger news

Blogroll

What's Hot