menyendiri
sendiri adalah sepi. warnanya temaram, tidak segelap malam. baunya menyengat, lidah api menjilat. suaranya sengau, isak kecil pada lampau.
sendiri bisa jadi mati. menepi di ujung pasti. menyerah pada masa. bersekutu dengan waktu.
pada akhir, itu pilihan takdir.
sendiri. sepi. mati. pasti.
bersama angin
karena pantai adalah pertemuan. saat gulungan ombak dipaksa berakhir. berbuih. beriak-riak kecil. terhempas sudah. berakhir.
karena pantai adalah tepi. garis kita memandang jauh. menerabas angin dan kibasan ikan-ikan.
maka diam tak menyerah adalah aku. selalu tak kalah oleh waktu. seperti pantai setia halau gelombang menderu. seperti lautan luas menghampar tak ada tentu.
di laut lepas
dan laut adalah lepas. luas. sejauh pandang menembus bebas. hingga titik garis tipis menuju batas.
dan laut adalah setia. selamanya. mengirim ombak pada pasir di tanah. menitip buih sebagai tanda cinta.
tapi nelayan masih sendiri. sepi. di antara riak-riak kecil yang berbuih. menepuk-nepuk perahu bertepi. menawar takdir yang tak sudi. sampai pagi akan berbaik hati.
marah
galau itu sembunyi. rentan pengecut. picik tak mampu menengadah. kilah tak kuasa. aku sampai di sini, ucapnya. aku hanya ini, katanya. karena aku pun kekurangan, dalihnya.
tak sadar titik air pun mampu bongkahkan keras batu. tak nyana seekor lebah pun sanggup tunaskan beribu tanaman lain.
pada ego
karena sepi aku sembunyi. karena tahu mimpi tak berarti. karena kesempatan tak diberi. karena takdir sudah pergi.
karena tumbang aku menghilang. karena malam telah datang. karena tak ada benderang. karena menang tak lagi berbilang.
dan aku adalah sendiri.
menyendiri
bersama angin
di laut lepas
marah
pada ego
* antara mati & hati;
Adela Eka Putra Marza - Aidin Alaik Bahtiar
dalam dunia maya, 05/09/09 : 17:24
{ Read More }
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Selasa, September 15, 2009
Bicara Pada Langit
Jumat, November 16, 2007
MIMPI
Dia seperti mimpi...
Aku harus menutup mata dahulu
Melupakan siapa diriku dan di mana aku
Untuk dapat memeluknya erat
Namun kemudian aku harus bersiap hati
Melepaskannya, dan kembali pada diriku
Saat cahaya mentari pagi
Menyelinap di pelupuk mata
Menyadarkanku...
Bahwa dia hanyalah mimpi.
Medan, 15 November 2007
satu jam menjelang tapal batas
Talking about her...
Yah, Winda Hayati.
"You make my request of heart as like a dream.
Maybe not can be a true."
{ Read More }
Aku harus menutup mata dahulu
Melupakan siapa diriku dan di mana aku
Untuk dapat memeluknya erat
Namun kemudian aku harus bersiap hati
Melepaskannya, dan kembali pada diriku
Saat cahaya mentari pagi
Menyelinap di pelupuk mata
Menyadarkanku...
Bahwa dia hanyalah mimpi.
Medan, 15 November 2007
satu jam menjelang tapal batas
Talking about her...
Yah, Winda Hayati.
"You make my request of heart as like a dream.
Maybe not can be a true."
Kamis, November 15, 2007
Jalan Terus
'Tuk: D girl of ever loved me, Novia Nengsih
Mentari tlah setia menemanimu bercumbu dengan dunia
Walaupun akhirnya dia harus melupakanmu
Saat garis-garis kegelapan datang menyergap jagad raya
Tapi jangan pernah berhenti tersenyum
Karena sinar mentari esok masih ada untukmu
Selama dirimu mau mengerti tentang kepergiannya
Biar dia tak pernah menyesal tlah terpaksa meninggalkanmu.
Medan, 14 November 2007
mengenang ulang tahunmu,
di bawah rintik-ritik hujan...
Happy b'day, d girl of ever loved me!
Don't ever stopped loving...
But, not me!
B'cause, I never can make U happy.
Believe, me!
{ Read More }
Mentari tlah setia menemanimu bercumbu dengan dunia
Walaupun akhirnya dia harus melupakanmu
Saat garis-garis kegelapan datang menyergap jagad raya
Tapi jangan pernah berhenti tersenyum
Karena sinar mentari esok masih ada untukmu
Selama dirimu mau mengerti tentang kepergiannya
Biar dia tak pernah menyesal tlah terpaksa meninggalkanmu.
Medan, 14 November 2007
mengenang ulang tahunmu,
di bawah rintik-ritik hujan...
Happy b'day, d girl of ever loved me!
Don't ever stopped loving...
But, not me!
B'cause, I never can make U happy.
Believe, me!
Selasa, Oktober 30, 2007
Tentang Semua Itu
'Tuk : Winda Hayati
Maafkan...
Jika di balik senyumku
ada sebuah harap
Menjadi pinta padamu
Ego tentang cinta
'Tuk miliki hatimu
Tapi aku yakin
Tuhan pasti tahu
Cintaku seputih kapas
Dan Dia akan
memberitahumu
Tentang semua itu.
Padang, 20 Oktober 2007
menjelang Minggu dini hari
{ Read More }
Maafkan...
Jika di balik senyumku
ada sebuah harap
Menjadi pinta padamu
Ego tentang cinta
'Tuk miliki hatimu
Tapi aku yakin
Tuhan pasti tahu
Cintaku seputih kapas
Dan Dia akan
memberitahumu
Tentang semua itu.
Padang, 20 Oktober 2007
menjelang Minggu dini hari
Jumat, Mei 11, 2007
Hampir Mati
penat tak jua menghindar dari tubuhku yang kotor
semakin menghunjam dalam...
garis-garis berbelit-belit menggores wajahku yang tak berdarah
semakin mengikat kuat...
yah...
aku tak bisa apa-apa
selain biarkan diri semakin membunuhku perlahan
perlahan sekali
hingga kusendiri tak menyadari
diriku hampir mati...
Medan, 11 Mei 2007
hitungan menit
di depan jendela dunia
maya...
{ Read More }
semakin menghunjam dalam...
garis-garis berbelit-belit menggores wajahku yang tak berdarah
semakin mengikat kuat...
yah...
aku tak bisa apa-apa
selain biarkan diri semakin membunuhku perlahan
perlahan sekali
hingga kusendiri tak menyadari
diriku hampir mati...
Medan, 11 Mei 2007
hitungan menit
di depan jendela dunia
maya...
Langganan:
Postingan (Atom)