Kamis, November 01, 2007

Nasib Sebatang Rokok

Seorang pemuda tanggung duduk terdiam di atas sebuah kursi butut di sudut taman kampus. Seorang mahasiswa. Seorang intelektual, mungkin. Jika dia kuliah di perguruan tinggi terkemuka, mungkin bisa diberi gelar terpelajar. Karena seperti itu biasanya.
Dia diam. Tak melakukan apa-apa. Menunggu waktu. Mungkin, hingga kemudian datang sebuah pengharapan. Tentang hidup. Tentang mimpi.
Hanya sebatang rokok menyala, terselip di antara telunjuk dan jari tengah tangan kanannya. Asap rokok mengepul dari mulutnya, menghembuskan kenikmatan dari sebatang rokok. Yah, kenikmatan, seperti yang diakuinya.
Walaupun dia tahu, kenikmatan itu hanya semu belaka, sebenarnya. Dia sadar, semua itu akan berakhir dengan kepahitan dan tetes-tetes air mata pada penghabisannya. Akan mengakhiri semua mimpi.
Rokok pun sampai pada ujungnya. Telah sampai pada penghabisan, sepertinya. Walaupun, masih ada puntung yang akan disisakan. Entah untuk apa, dan entah untuk siapa.
Dan, semua pun berakhir. Rokok bersiap untuk menjadi puntung. Dilempar ke lantai. Diinjak, padamkan baranya. Ditendang, buang jauh.
Akhiri cerita kenikmatan. Lupakan tentang mimpi. Dan, tinggalkan kisah ini.
Yah, nasib sebatang rokok!
Mungkin, ada benarnya tentang pemuda itu. Tentang sesosok mahasiswa. Tentang seseorang yang akan diberi gelar terpelajar. Tentang dia... dan rokoknya. Seperti biasanya.


* I believe about it. About a student of college and his cigarette. He and his cigarette will ending his dream. Believe me... please! ^_"

Like the Post? Do share with your Friends.

2 komentar:

IconIconIconFollow Me on Pinterest

Label

Blogger news

Blogroll

What's Hot